Sunday 11 December 2016

Makalah Rantai Makanan, Ekosistem dan Interaksi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Dalam proses fotosintesis, mahluk hidup yang berklorofil menyerap CO2, dan dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi, menghasilkan karbohidrat dan melepas O2, dengan makin berkembangnya organisme yang berklorofil, proses fotosintesis pun makin banyak terjadi dan seiring dengan itu kadar CO2 dalam atmosfer berkurang dan kadar O2 bertambah.
Intensitas energi matahari yang mencapai bumi dan atmosfernya bervariasi pada garis lintang. Daerah tropis menerima masukan yang paling tinggi. Sebagian besar radiasi matahari diserap, terpencar, atau dipantulkan oleh atmosfer dalam suatu bola asimetris yang ditentukan oleh variasi dalam tutupan awan dan jumlah debu di udara sepanjang wilayah yang berbeda-beda. Jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi akhirnya membatasi hasil fotosintesis, meskipun produktivitas fotosintesis juga dibatasi oleh air, suhu, dan ketersediaan nutrien.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena ekosistem meliputi mahluk hidup dengan lingkungan organisme (komunitas biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian alam di bumi.
Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam perbagai ukuran. Apakah itu sebuah kolam, danau atau sebidang kebun, hutan dan bahkan laboratorium pun merupakan satuan ekosistem yang dapat diamati, selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, walaupun hanya dalam waktu singkat, kesatuan tersebut dapat dianggap suatu ekosistem.
Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal fisik dan biologic dimana organisme itu hidup dan ilmu-ilmu lngkungan merupakan studi aspek-aspek lingkungan organisme.
Kondisi eksternal organisme yang baik mendukung hidup organisme untuk menciptakan kehidupan organisme yang seimbang dan produktif, sebaliknya lingkungan hidup organisme yang merosot mendorong kehidupan organisme menuju kehancuran. Dengan kaida-kaidah ekologi membantu setiap kita yang menekuni studi kesehatan lingkungan dalam upaya mencegah kehancuran suatu lingkungan untuk berusaha memelihara dan meningkatkan kelestarian lingkungan tersebut.
Permasalahan lingkungan hidup masih merupakan bahan kajian sampai saat ini. Upaya pengendalian dampak lingkungan hidup sebagai akibat dari kerusakan / pencemaran ekosistem ekologi memerlukan perhatian khusus. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kebutuhan hidup yang tak dapat diabaikan, karena hal ini menyangkut hubungan antara kesehatan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Timbulnya pencemaran lingkungan serta mewabahnya penyakit menunjukan kurangnya kesiapan sumber daya manusia baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilan dalam menghadapi arus informasih yang semakin berkembang. Untuk itu diperlukan sikap dan tidakan yang mengarah kepada upaya meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Berdasarkan hal tersebut diatas merupakan landasan untuk kita mempelajari ekologi khususnya bagaimana hubungan fungsi Ekosistem energy rantai makanan dan interaksi dalam ekosistem.

1.2.     PERMASALAHAN

Dampak lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kerusakan / pencemaran ekosistem ekologi memerlukan perhatian khusus, karena akan terjadi terganggunya fungsi ekosistem energi, rantai makanan dan interaksi dalam ekologi.  Sehingga lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kebutuhan hidup yang tak dapat diabaikan, karena hal ini menyangkut hubungan antara kesehatan manusia dengan lingkungan sekitarnya.

1.3.     TUJUAN

1.    Mengetahui fungsi ekosistem energy
2.    Mengetahui proses terjadinya rantai makanan dalam ekosistem
3.    Mengetahui interaksi komponen -  komponen dalam ekosistem.



1.4.     MANFAAT

1.    Dapat memahami pentingnya fungsi dan peran ekosistem energy dalam suatu ekosistem
2.    Dapat mengetahui proses terjadinya rantai makanan dalam ekosistem
3.    Dapat mengetahui proses interaksi komponen-komponen dalam ekosistem.





















BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN EKOSISTEM.

1.    Ekosistem merupakan system yang bersifat dinamis yang melibatkan suatu keseimbangan dan saling mempengaruhi antar organism hidup, tanah/bumi, air, dan atmosfir.
2.    Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup (UULH nomor 23 tahun 1997).
3.    Ekosistem merupakan aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup, (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si)
4.    Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi dari komunitas. (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si).
5.    Produktivitas primer adalah Jumlah energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia (senyawa organik) oleh autotrof suatu ekosistem selama suatu periode waktu tertentu.
6.    Produktivitas sekunder adalah laju pertumbuhan energi kimia pada makanan yang dimakan oleh konsumen ekosistem menjadi biomassa barunya sendiri.
                                                                                                       
A.     KOMPONEN, SIKLUS dan ORGANISME dalam EKOSISTEM
Komponen ekosistem terdiri dari : Kehidupan organisme, Bumi / tanah, air dan Atmosfir. Ekosistem mempunyai 3 siklus yaitu :
1.    Siklus Biogeo kimia
Bentuk siklus biogeokimia antara lain adalah :
Nutrie atmosfir → Tumbuhan → herbivore → ternak karnivora → binatang buas → nutrient bumi → tumbuhan.
2.    Siklus udara
Siklus udara merupakan cirkulasi atsmofir dan pemanasan oleh sinar matahari
3.    Siklus Hidrologi
Merupakan siklus yang mencakup air menguap → Presipitasi → run off→
Kembali lagi kelaut sungai dan danau.


B.   SUSUNAN EKOSISTEM
           Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organism mati (bahan organic kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.


C. KOMPONEN/FAKTOR DAN TIPE-TIPE EKOSISTEM
1. Komponen atau faktor ekosistem dapat dibagi menurut :
a. Komponen ekosistem dari segi makanan (trophik) :
- Komponen autotrophik (memberi makan sendiri), disinilah terjadi proses pengikatan energi sinar matahari.
- Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya), disini terjadi pemakaian, pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang kompleks.
b. Komponen ekosistem dari segi keperluan deskriptif :
- Komponen abiotik terdiri dari senyawa organik, anorganik, Iklim,dan Air.
- Komponen biomas terdiri dari Produsen dan Konsumen.
2. Tipe-tipe ekosistem
a. Ekosistem air (Akuatik) :
- Ekosistem air tawar antara lain terdiri dari : Sungai, kolam, danau, rawa air tawar, dan rawa gambut.
- Ekosistem laut antara lain terdiri dari : Hutan bakau, rawa payau, Estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal, dan laut dalam.
b. Ekosistem darat (terestrial)
Ekosistem darat terdiri dari : Hutan hujan tropis, savana, padang rumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.
c. Ekosistem buatan
adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu bendungan, hutan tanaman, sawah tadah hujan, pemukiman.

D. PERANAN MATAHARI TERHADAP TUMBUHAN DAN ORGANISME BERKLOROFIL
Tidak diragukan bahwa tumbuhan dan organisme berklorofil memegang peran utama dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi tetap konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer. Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari makanan kita juga disediakan oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200 miliar ton.
Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dan organisme berklorofil dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan dan organisme berklorofil mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat khusus. Proses ini disebut "fotosintesis".
Fotosintesis merupakan proses biologi yang dilakukan tanaman dan organisme berklorofil untuk menunjang proses hidupnya yakni dengan memproduksi gula (karbohidrat) pada tumbuhan hijau dengan bantuan energi sinar matahari, yang melalui sel-sel yang ber-respirasi, energi tersebut akan dikonversi menjadi energi ATP sehingga dapat digunakan bagi pertumbuhannya. Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan keberadaan sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil dari fotosintesis seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6 atau dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).
E. PERANAN MATAHARI TERHADAP KEBERLANGSUNGAN EKOSISTEM
a.    Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup.
b.    Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan dalam suatu ekosistem yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme dengan lingkungannya terjadi untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup organisme memerlukan energi.
2.    Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari bahan organik yang disebut energi kimia. Bahan organik dalam komponen biotik awalnya terbentuk dengan bantuan energi cahaya matahari dan unsur-unsur hara, seperti karbon dan nitrogen.
3.    Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia ditransfer dari suatu organisme ke organisme lain melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang terdiri dari tingkat-tingkat trofik dimana setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.
4.    Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof yaitu organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari yaitu tumbuhan dan fitoplankton. Organisme autotrof disebut Produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau sedangkan pada ekosistem perairan adalah fitoplankton, ganggang dan tumbuhan air.
5.    Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri. Organisme tersebut tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh dengan memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen. Pada tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosestem adalah Konsumen primer (herbivora).
6.    Tingkat trofik yang ketiga adalah konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen primer. Konsumen sekunder disebut karnivora karena makanannya berupa hewan. Hewan yang tergolong konsumen sekunder umumnya bertubuh kecil.
7.    Tingkat trofik yang keempat adalah konsumen tersier, adalah organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier disebut juga karnivora besar.

Ekosistem adalah satuan fungsional dasar dalam ekologi karena memasukan organisme (komponen-komponen) biotic maupun lingkungan abiotik yang masing-masing salng mempengaruhi sifat sifat yang lainnya dan keduanya perlu untuk pemeliharaan kehidupan seperti yang kita miliki diatas bumi ini. Orgamisme-organisme hidup (biotic) dan lingkungan tidak hidup (abioti) berhubungan erat tak terpisahkan dan salng mempengaruhi satu sama lain. Ekosistem adalah satuan yang mencakup semua organism (yakni Komunita)) didalam suatu daerah yang salimg mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energy mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotic, dan daur daur bahan yang jelas (yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan tak hidup) didalam sisten, merupakan system ekologi atau ekosistem.
Dari segi makanan (trope=makanan) ekosistem mempunyai dua komponen yang bagian-bagiannya terpisahkan antara waktu dan ruang yaitu :
1.    Komponen autotrofik (member makan sendiri)
Dimana pengikatan energy sinar, penguaan senyawa-senyawa anorganik sederhana dan menbangu senyawa senyaw kompleks yang menonjol
2.    Komponen Heterotrofik (Memakan yang lainnya)
Dimana pengaturan kembali dan perumbahan bahan-bahan yang kompleks dan menonjol.
Komponen-komponen yang merupakan bahagian ekosistem yaitu :
1.    Senyawa-senyawa anorganik (C, N, C02, H20 dan ebagainya yang telihat didalam daur bahan.
2.    Senyawa-senyawa organic (Protein, Karbohidrat, Lemak, senyawa hunik dansebagainya) yang menghubungkan biotic dan abiotik.
3.    Resim Iklim (temperature dan factor factor fisik lainnya).
4.    Produsen-produsen organism-organisme autotrofik sebahagian besar tumbuhan hijau yang mapu membuat makanan dan senyawa senyaw organic yang sederhana.
5.    Makrokonsumen atau fagotrof-fagotrof organism-organismehetertrofik, terutama binatang-binatang yang mencernakan organism oranisme lain atau butiran-butiran bahan organic.
6.    Mikrokonsumen saprotof-saprotof (Membusuk) , asmotrof (lewat melaui selaput), organime heterotrofik, terutama bakteri dan cendawan yang merombak senyawa-senyawa komplek dari protoplasma mati, menghisap sebahagian dari hasil perombakan, dan melepaskan bahan makanan anorganik yang dapat digunakan oleh produsen bersama sama dengan seyawa-senya orgaik, yang memberikan atau meyediakan sumber energy atau yang mungkin menghambat atau merangsang komponen biotic lainnya dari ekosistem.  Yang pertama hingga yang ketiga merupakan komponen abiotik dan yang keempat hingga yang keenam merupakan biomas (berat = hidup)



F.    ENERGI DALAM EKOSISTEM

Energi adalah kemampuan melakukan pekerjaan. Perilaku energi di alam bebas mengikuti hukum termodinamika.
1.    Hukum termodinamika I : Energi dapat diubah menjadi bentuk energi lain tetapi energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
2.    Hukum termodinamika II : Setiap perubahan bentuk energi pasti  terjadi degradasi energi dari bentuk energi terpusat  menjadi bentuk energi terpencar.


G.   MACAM PERUBAHAN ENERGI KE DALAM BENTUK ENERGI LAIN

1.            Rantai Pangan
Merupakan pengalihan energi dari sumber nya ( tumbuhan ) melalui sederetan organisme yang makan dan dimakan, dalam setiap pengalihan energi sebagian besar energi terpencar sebagai energi panas.

Contoh Rantai Pangan





2. Struktrur trofik
Merupakan fenomena interaksi antara rantai makanan dan hubungan metabolisme dengan ukuran organisme pada suatu komunitas. Struktur trofik dapat diukur dengan biomassa persatuan luas.
Energi Pangan sebagai sumber daya didalam tumbuh-tumbuhan melalui suatu organisme yang diulang-ulang dimakan dan memakan dinamakan Rantai makanan.

Rantai-rantai pangan terdiri dari dua tipe dasar yaitu :
1.    Rantai Pangan Perumputan
Rantai pangan perumputan mulai dari dasar tumbuh-tumbuhan hijau ke hebivora yang merumput (yakni organisme yang makan tumbuhan hidup)  dan terus ke karnivora
(yakni pemakan binatang)
2.    Rantai Pangan Sisa
Rantai pangan sisa yang dimulai dari bahan-bahan mati ke mikroganisme dan kemudian mikrorganisme yang makan sisa detritivora dan pemangsanya.
      Rantai-rantai pangan tidak merupakan uruta-urutan yang tak terpisahkan melainkan bersambungan satu dengan yang lainnya. Pola yang saling berkaitan itu sering dikatakan sebagai jarring-jaring pangan.
Didalam komunitas komunitas alam yang kompleks organism - organisme yang makannya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk dalam tingkat trofik yang sama..  Jadi tumbuh-tumbuhan hijau (tingkat produsen) menduduki tingkat trofik pertama, pemakan –pemakan tumbuhan tropik tingkat kedua (tingkat konsumen primer pertama), karnovora yang makan herbivore tingkat ketiga (tingkat konsumen sekunder) dan karnivora sekunder sekunder tingkat keempat (tingkat konsumen tertier).
Klasifikasi tropic ini merupakan satu dari fungsi dan bukan dari jenis ; populasi jenis tertentu dapat menduduki satu atau lebih dari satu tingkat trofik menurut sumber energy yang sebenarnya di asimilasi. Arus energy pada tingkat trofik sama dengan seluruh asimilasi (A) pada tingkat itu, yang sebaliknya sama dengan produksi (P) biomas ditambah dengan respirasi (R)
            Rantai rantai apngan merupakan hal yang sudah dinela oleh tiap orang tidak secara samar-samar, sebab manusia sendiri berada atau menduduki tempat pada atau ujung rantai pangan. Misalnya manusia dapat makan ikan besar yang makan ikan kecil yang makan zooplankton yang makan fitoplanton yang mengikat energy sinar matahari. Manusia dapat makan sapi (daging sapi) yang makan rumput mengikat energy sinar atau manusia boleh menggunakan rantai lebih pendek lagi dengan makan butir-butir (grain) yang mengikat energy matahari. Dengan demikian manusia dapat menduduki kedudukan trofik diantara konsumen primer dan sekunder Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web).




H.   INTERAKSI ANTARA KOMPONEN EKOSISTEM
           Didalam ekosistem, komponen biotik dan abiotik merupakan komponen pokok ekosistem yang dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Antara komponen biotik dengan abiotik saling mempengaruhi. Hubungan antarkomponen dalam ekosistem tersebut disebut hubungan ekologi.


1. Pengaruh Komponen Abiotik terhadap Komponen Abiotik
Banyak kasus di sekitar kita yang menunjukkan bahwa komponen abiotik sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan yang ada di atasnya. Air, kelembapan udara, cahaya matahari, gaya gravitasi maupun suhu lingkungann merupakan komponen abiotik yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan organisme
a. Pengaruh Air terhadap Organisme
Keberadaan air dalam setiap ekosistem sangat menentukan kelangsungan hidup semua organisme yang ada di dalamnya. Kandungan airdi berbagai lingkungan berbeda.Oleh karena itu, pada kondisi lingkungan yang kandungan airnya berbeda akan ditemukan jenis tumbuhan yang berbeda.
b. Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Orgtanisme
Cahaya matahari merupakan sumber energi primer. Energi cahaya matahari oleh produsen atau tumbuhan hijau digunakan untuk fotosintesis. Tanpacahaya matahari, tumbuhan hijau tidak mungkin melakukan fotosintesis. Itu berarti tidak mungkin tersedia makanan
bagi tubuhan maupun organisme lain. Di samping itu, cahaya matahari juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan.

                  2. Pengaruh Faktor Biotik Terhadap Abiotik
           Pengaruh Cacing Tanah Terhadap Kesuburan Tanah
Cacing tanah adalah hewan tidak berangka dan berbentuk bulat panjang amat menjijikkan. Namun, hewan tersebut mempunyai peranan yang besar dalam membantu menjaga kesuburan tanah. Cacing tanah biasa hidup di tanah yang basah atau di bawah pohon yang banyak mengandung humus. Jejaknya di dalam tanah menyebabkann terbentuknya lubang yang menimbulkan rongga udara dalam tanah. Dari dalam lubang tempat tinggalnya itulah akan keluar gundukan tanah. Makan cacing adalah sisa tumbuhan. Sisa tumbuhan tersebut akan dihancurkan dengan alat pencernaannya yang telah berkembang cukup baik. Berkat kerja cacing tanah, sisa tumbuhan dihancurkan. Dengan demikian pengaruh cacing tanah terhadap tanah amat jelas,yaitu sebagai berikut:
1. Membantu menghancurkan sampah sehingga mengembalikan hara ke  
tanah.
2. Menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih baik karena jejak cacing menyebabkan terbentuknya rongga udara dalam tanah
3. Menyuburkan dan menggemburkan tanah karena adanya pengudaraan dan pembongkaran sampah.














BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   KESIMPULAN
1.    Fungsi Ekosistem Energy adalah menghasilkan  energy dan nutrisi bagi semua mahkluk hidup yang berinteraksi didalam ekosistem yaitu komponen abiotik dan biotik.
2.    Rantai makanan dalam ekosistem prosesnya sangat didukung oleh semua komponen dalam rantai makanan yaitu Produser, Konsumen dan Dekomposer.

B.   SARAN
1.    Ekosistem yang ada harus selalu dijaga dengan baik karena merupakan sumber energi bagi  kehidupan sehari-hari.













DAFTAR PUSTAKA

1.    Eugene P. Odum, ir., Thayono Samingan, M.Sc.,1993  Dasar-Dasar Ekologi, , Gajah Madah University Press, Yogyakarta

2.    Otto Soemarwoto, 1995, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, cetakan ke 10, Penerbit Djambatan, Bandung.

3.    Mukono, H. J., 2008,  Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan,  Airlangga University Press, Surabaya.

4.    Wirakusumah Sambas, 2003, Dasar dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu Ilmu Lingkungan,  Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.

5.    Wirahkusumah, Sambas, 2003, Dasar-Dasar Ekologi bagi Populsi dan Komunitas, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.

















































No comments:

Post a Comment