Wednesday 18 March 2015

Makalah Sifilis (Raja Singa)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sifilis atau Raja Singa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum , yang merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik . Selama perjalanan penyakit ini dapat menyerang seluruh organ tubuh. Selain itu penyakit sifilis ini juga bersifat laten dan kronis, juga dapat kambuh lagi sewaktu-waktu.
Sifilis dimasa lalu, merupakan salah satu penyakit yang dikatakan dalam masyarakat sebagai penyakit kutukan karena tubuh penderita akan digrogoti oleh kuman sifilis ini dan sulit untuk dilakukan pengobatan jika sudah terkena. Penyebaran dari penyakit sifilis terjadi dengan kontak langsung dengan penderita salah satunya adalah dengan seks. Orang-orang yang termasuk rentan untuk penyakit sifilis adalah para pekerja seks seperti gigolo dan wanita pekerja seks, namun tidak menutup kemungkinan juga pada orang yang sering bergonta-ganti pasangan.

Sunday 15 March 2015

Makalah Sumber Data Penduduk (Sensus, Survey Dan Registrasi Penduduk)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sumber-sumber data kependudukan atau demografi yang pokok adalah sensus, sistem registrasi kejadian-kejadian vital, registrasi penduduk dan survey-survey terbatas atau survey center. Lain sumber tambahan yang sering berguna adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah. Diantara sumber-sumber ini, sensus merupakan sumber data yang paling utama diberbagai negara terlebih di negara-negara berkembang. Dewasa ini di negara-negara maju, sistem registrasi kejadian, kejadian vital dan registrasi penduduk telah berkembang cukup teratur sehingga memungkinkan reit vital dibanyak negara maju diperoleh dengan menggunakan sumber ini sedangkan dikebanyakan negara berkembang tradisi untuk memelihara secara teratur sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan registrasi penduduk belum ada, kalaupun ada, sering tidak lengkap dan keberadaannya perlu dipertanyanyakan. Karenanya di negara-negara berkembang reit vital seperti reit kelahiran kasar (CBR) dan reit kematian kasar (CDR) sering perlu diperkirakan secara tidak langsung dengan menggunakan data sensus atau dari hasil-hasil survey terbatas.

Makalah Akal Dan Wahyu (Pengertian, Perspektif Penciptaan Manusia, Ayat Alqur'an Tentang Akal dan Wahyu, Keudukan dan Fungsi, dan Pandangan Filsuf)



AKAL DAN WAHYU
A.    Berita Acara Presentasi
Tabel 1.1
Tabel Berita Acara Presentasi
NO
NIM
Nama
Pokok Pembahasan
1
J410130110
Robi’i Pahlawan H.R
-          Pengertian akal dan wahyu (Bahasa, Istilah dalam Islam
-          Perspektif Penciptaan Manusia
2
J410141058
Alfian Mubarak
Ayat yang Berkaitan dengan Akal dan Wahyu
3
J410130105
Ryan Ardhi Susilo
Kedudukan dan Fungsi Akal dan Wahyu dalam Memahami Islam
4
J410130097
Kurniawan Rahmadika
Pandangan filsuf tentang akal dan Wahyu


B.     Pendahuluan
Di dalam ajaran agama yang diwahyukan ada dua jalan untuk memperoleh pengetahuan, pertama, jalan wahyu dalam arti komunikasi dari Tuhan kepada manusia, dan kedua jalan akal, yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, dengan memakai kesan-kesan yang diperoleh panca indera sebagai bahan pemikiran untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan. Pengetahuan yang dibawa wahyu diyakini bersifat absolut dan mutlak benar, sedang pengetahuan yang diperoleh melalui akal bersifat relatif, mungkin benar dan mungkin salah.
Alloh telah menciptakan manusia dengan banyak hidayah dan anugerah, beberapa di antaranya yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya adalah akal dan wahyu dimana hanya manusialah yang memiliki hal tersebut, berbeda dengan hewan yang hanya memiliki nafsu saja.
Hidayah berupa akal dan wahyu tersebut sudah dimiliki manusia sejak lahir dan merupakan anugerah yang di berikan oleh Allah kepada manusia, namun manusia diberikan kebebasan oleh Allah untuk mau menerimanya ataupun menolaknya. Jika manusia menerima wahyu tersebut maka ia akan mendapatkan bimbingan untuk akal atau rasionya yang terkadang ragu-ragu dan mengalami kekacauan.
Al-Quran memberikan dorongan bagi manusia untuk menggunakan akalnya dalam bertindak karena akal merupakan barometer keberadaan manusia. Jika manusia tidak menggunakan akalnya maka hilanglah sifat kemanusiaannya namun penggunaan secara berlebih juga akan dapat menyesatkan manusia dalam dosa. Oleh sebab itu al-Quran memberikan manusia tuntunan tentang cara penggunaan akal. Adapun wahyu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu wahyu langsung (al-Qur’an) dan wahyu tidak langsung (al-Sunnah) dimana keduanya memiliki kedudukan yang sama namun tingkat akurasinya yang berbeda karena proses pembakuan dan pembukuan.