Sunday 27 November 2016

Upaya Adaptasi Perubahan Iklim



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Alam tidak pernah tetap, tetapi selalu berubah. Perubahan yang terjadi selalu direspon oleh komponen sistem lainnya sehingga alam kembali dalam kesetimbangan baru.  Namun demikian sejak meningkatnya aktifitas manusia dalam mengelola lingkungan dengan munculnya revolusi industri, beban yang diterima alam terutama dari bahan buangan industri dan efek ikutannya telah membawa dampak yang cukup besar bagi kehidupan di bumi. Berbagai aktifitas manusia di bidang industri maupun akibat penambahan populasi telah menambah beban berat bumi. Alih fungsi lahan hutan untuk berbagai peruntukan, pembuangan sampah menjadi polutan dan pembuangan gas buang telah mengakibatkan kenaikan suhu rata-rata bumi. Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang tinggi yang disebut dengan global warming. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin banyak mengandung gas-gas rumah kaca ini, atmosfer semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi (Yasuhiro, 2007).
Global warming sudah sejak lama terjadi karena peningkatan lapisan gas yang menyelimuti bumi dan berfungsi sebagai lapisan seperti rumah kaca. Gas rumah kaca terdiri atas CO2 (55%), sisanya berupa NOx, SO2, O3, CH4 dan uap air. Lapisan tersebut menyebabkan terpantulnya kembali sinar panas infra merah A yang datang bersama sinar matahari, sehingga panas bumi mencapai 130C. Semakin besar gas rumah kaca, akan semakin meningkatkan suhu bumi. CO2 di atmosfer saat ini mencapai 300 ppm dan diperkirakan akan meningkat menjadi 600 ppm pada 2060 akibat berbagai aktifitas alamiah dan diperparah dengan aktifitas manusia (Yasuhiro, 2007).
Berbagai kajian ilmiah memperlihatkan bahwa pemanasan global telah memicu perubahan iklim global.  Perubahan iklim adalah suatu proses yang panjang dan megandung kompleksitas yang tinggi sehingga sangat sulit diprediksi dengan tepat. Dampak perubahan iklim telah mulai dirasakan, seperti kenaikan temperature permukaan bumi, kenaikan muka air laut dan memicu peningkatan frekuensi kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang berdampak kepada peningkatan kejadian berbagai bencana hidrometeorologis (banjir, kekeringan, badai, dan sebagainya). Untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat perubahan iklim  diperlukan berbagai upaya adaptasi yang perlu dirumuskan secara seksama.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian adaptasi perubahan iklim ?
2.      Apa penyebab perubahan iklim ?
3.      Apa saja jenis adaptasi ?
4.      Bagaimana langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim ?
5.      Apa saja dampak perubahan iklim ?
6.      Bagaimana upaya adaptasi perubahan iklim ?

C.    Tujuan
1.      Mampu mendeskripsikan adaptasi perubahan iklim
2.      Mampu menganalisis penyebab terjadinya perubahan iklim
3.      Mampu mendeskripsikan jenis-jenis adaptasi
4.      Mampu mendeskripsikan langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim
5.      Mampu menganalisis dampak dari perubahan iklim
6.      Mampu mendeskripsikan upaya adaptasi perubahan iklim




BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    Pengertian Adaptasi Perubahan Iklim
Istilah “adaptasi” mengacu pada penyesuaian bahwa suatu komunitas atau ekosistem membuat sesuatu guna membatasi dampak negatif perubahan iklim atau untuk memanfaatkan peluang yang disediakan oleh perubahan iklim. Adaptasi dapat berupa seorang petani menanam tanaman yang lebih tahan kondisi kering, minim air, hingga masyarakat pesisir mengevaluasi bagaimana cara terbaik melindungi infrastruktur akibat kenaikan permukaan laut (Danial, 2008).
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Iklim juga didefinisikan sebagai berikut :
1.      Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979)
  1. Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewatha, 1980)
  2. Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban, yang terjadi di suatu daeraha selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1978).
Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfer, seperti suhu, dan cuaca yang menyebabkan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan ini sangat berdampak luas bagi kehidupan manusia dalam berbagai sektor . Perubahan iklim juga dapat dikatakan sebagai, keadaan dimana temperatur di bumi mengalami kenaikan dan pergeseran musim. Kenaikan temperatur ini akan menyebabkan terjadinya pemuaian massa air dan permukaan air laut.
Menurut IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim meungki terjadi karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer atau tata guna lahan.
Adaptasi perubahan iklim adalah cara penyesuaian yang dilakukan secara spontan atau terencana untuk memberikan reaksi terhadap perubahan iklim yang diprediksi atau yang sudah terjadi (Permenkes RI No 1018/Menkes/Per/V/2011). Menurut Soerjani (2007), adaptasi terhadap perubahan iklim adalah salah satu cara penyesuaian yang dilakukan secara spontan maupun terencana untuk memberikan reaksi terhadap perubahan iklim. Dengan demikian adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan strategi yang diperlukan pada semua skala untuk meringankan usaha mitigasi dampak.
Upaya adaptasi bertujuan untuk mengurangi kerentanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang bersumber dari perubahan iklim, meningkatkan daya tahan (resilience) masyarakat dan ekosistem, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (mengentaskan kemiskinan).

B.     Penyebab Perubahan Iklim
Menurut Hidayati, (2001) Aktivitas manusia merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Selain itu pertambahan populasi penduduk dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga memberikan kontribusi besar pada pertambahan GRK (Gas Rumah Kaca). Akibat jenis aktivitas yang berbeda-beda, maka GRK yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun porsinya berbeda-beda. Ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Penyebab-penyebab tersebut adalah :


1.      Kehutanan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi (FWI/GFW, 2001). Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak disengaja). Padahal hutan sangat berperan sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Dengan kemampuan hutan tersebut dapat mengurangi kadar GRK di udara.
2.      Pemanfaatan Energi  Bahan Bakar Fosil
Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan bahan bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di atmosfer.
3.      Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi GRK, khususnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah yang tergenang. Berdasarkan penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi di banding sektor-sektor lainnya. Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal tersebut dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan gas metana ke atmosfer.
4.      Sampah
Sampah turut mengasilkan emisi GRK berupa gas metana walaupun dalam jumlah yang cukup kecil. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana. Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000.
C.      Jenis Adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:
1.    Adaptasi Morfologi, adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas.
a.    Contoh adaptasi morfologi pada manusia : Kulit manusia akan menghitam jika berada di tempat panas dan Rambut manusia akan beruban jika sudah lansia.
b.    Contoh adaptasi morfologi pada hewan : Bebek mempunyai selaput pada kakinya karena dia mencari makan di tempat yang berair.
2.    Adaptasi Fisiologi, adalah penyesuaian fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup terhadap keadaan lingkungannya. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti fungsi jantung manusia untuk beradaptasi dengan daerah tinggi.
a.    Contoh adaptasi fisiologi pada manusia : Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
b.    Contoh adaptasi Fisiologi pada Hewan : Hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.
3.    Adaptasi Tingkah Laku, adalah cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, Bunglon mengubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungannya adar lebih mudah mendapatkan mangsanya.



D.      Langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim
Menurut Soerjani (2007) Langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim meliputi:
1.      Mendapatkan orang dan pihak yang tepat untuk terlibat dalam proses partisipatif. Hal ini didasari pada adaptasi perubahan iklim yang yang harus dilakukan secara terintegrasi dalam rencana dan program pembangunan. Dengan demikian, orang dan pihak yang terlibat; misalnya pemerintah, industri, masyarakat adat, masyarakat pesisir, NGOs; perlu duduk bersama membicarakan langkah-langkah yang ditempuh untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan menghasilkan keputusan melalui proses yang konprehensif.
  1. Mengidentifikasi kerentanan, meliputi risiko saat ini dan risiko potensial yang mungkin ditimbulkan. Setelah menentukan orang dan pihak terkait, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi risiko dan ancaman perubahan iklim, baik risiko saat ini maupun risiko jangka panjang.
  2. Penilaian kapasitas adaptasi. Hal ini berkaitan dengan properti yang dimiliki oleh pihak-pihak terkait dalam proses adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim. Penilaian kapasitas adaptasi ini penting untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim.
  3. Mengidentifikasi pilihan-pilihan adaptasi. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi pilihan-pilihan adaptasi yang mungkin dilakukan berdasarkan analisis risiko dan penilaian kapasitas adaptasi.
  4. Mengevaluasi pilihan. Jika pilihan-pilihan adaptasi sudah teridentifikasi, maka opsi-opsi tersebut perlu dipilih berdasarkan efektivitas, kemudahan dalam implementasi, penerimaan dari masyarakat lokal, dukungan dari ahli dan dampak sosial yang ditimbulkan.
  5. Implementasi. Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan pilihan adaptasi yang telah diputuskan untuk diambil dalam menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.
  6. Monitor dan mengevaluasi adaptasi. Tahap terakhir adalah monitor pelaksanaan implementasi dan melakukan evaluasi atas pilihan adaptasi. Karena proses adaptasi adalah proses yang terus berjalan, dipenuhi dengan variabilitas dan cost yang ditimbulkan sulit untuk diperhitungkan atau diprediksi, maka monitor dan evaluasi pilihan adaptasi perlu dilakukan.
E.     Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar pada berbagai sektor, diantaranya:
1.      Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim, sehingga musim kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis, produktivitas di bidang pertanian juga akan menurun.
2.      Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan Muka Air Laut
Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di beberapa daerah, juga dapat merusak terumbu karang yang ada di laut Indonesia.
3.      Dampak Perubahan iklim terhadap Ekosistem
Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya karbondioksida di atmosfer akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia.
4.      Dampak Perubahan iklim terhadap Sumber Daya Air
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.
5.      Dampak Perubahan iklim terhadap Kesehatan
Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.
6.      Dampak Perubahan iklim terhadap Sektor Lingkungan
Dengan lingkungan yang rusak, alam akan lebih rapuh terhadap perubahan iklim. Apabila terjadi curah hujan yang cukup tinggi akan berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

F.       Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia
Tabel 1
Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia
Bidang
Reaktif/Responsif
Proaktif/Antisipatif
Sumber
Daya Air

·  Perlindungan sumber daya air tanah
·  Perbaikan manajemen dan pemeliharaan sistem penyediaan air yang ada
·  Perlindungan daerah tangkapan air
·  Perbaikan penyediaan air
·  Air tanah, penampungan air hujan dan  desalinasi

·   Penggunaan yang lebih baik dari air yang didaur ulang
·   Konservasi daerah tangkapan air
·   Perbaikan sistem manajemen air
·   Reformasi kebijakan air termasuk kebijakan  harga dan irigasi
·   Pengembangan pengendalian banjir dan pengawasan kekeringan

Pertanian
·   Pengendalian erosi
·   Konstruksi bendungan untuk irigasi
·   Perubahan penggunaan dan aplikasi pupuk
·   Pengenalan jenis tanaman baru
·   Pemeliharaan kesuburan tanah•
·   Perubahan waktu penanaman dan panen
·   Peralihan ke tanaman yang berbeda
·   Program pendidikan dan penyebaran informasi tentang konservasi dan manajemen tanah dan ai

·  Pengembangan jenis tanaman yang toleran/resistan (terhadap kekeringan, garam, serangga/hama)
·  Litbang
·  Manajemen tanah dan air
·  Diversikasi dan intensifi
kasi tanaman pangan dan perkebunan
·  Kebijakan, insentif pajak/subsidi, pasar bebas
·  Pengembangan sistem peringatan din

Kehutanan
·     Perbaikan sistem manajemen, termasuk
pengaturan deforestasi, reforestasi dan aforestasi
·     Promosi agroforestry untuk meningkatkan produk dan jasa kehutanan
·     Pengembangan/perbaikan rencana manajemen kebakaran hutan
·     Perbaikan penyimpanan karbon oleh hutan

·   Penciptaan taman/ reservasi, cagar alam, dan koridor keanekaragaman hayati
·   Identifikasi/pengembangan spesies yang resistan terhadap perubahan iklim
·   Kajian yang lebih baik akan kerentanan ekosistem
·   Pengawasan spesies
·   Pengembangan dan pemeliharaan bank bibit tanaman
·   Sistem peringatan dini kebakaran hutan

Pesisir/
Bahari

·      Perlindungan infrastruktur ekonomi
·      Penyadaran publik untuk meningkatkan perlindungan ekosistem pesisir dan laut
·      Pembuatan dinding laut dan penguatan pantai
·      Perlindungan dan konservasi terumbu karang, mangrove, rumput laut, dan vegetasi pinggir pantai

· Manajemen zona pesisir yang terintegrasi
· Perencanaan dan penentuan zona pesisir yang lebih baik
· Pengembangan peraturan untuk perlindungan pesisir
· Penelitian dan pengawasan pesisir dan ekosistem pesisir




Kesehatan
·      Reformasi manajemen kesehatan publik
·      Perbaikan kondisi perumahan dan tempat tinggal
·      Perbaikan respons gawat darurat

· Pengembangan sistem peringatan dini
· Pengawasan penyakit yang lebih baik
· Perbaikan kualitas lingkungan
· Perubahan desain perkotaan dan perumahan



G.    Kegiatan Adaptasi
1.      Terhadap kekeringan
a.       Meningkatkan resapan air dengan cara membuat sumur resapan, kolam resapan, pengembangan embung/kolam, lubang biopori.
b.      Perlindungan mata air, dengan cara memelihara mata air, pembersihan mata air, penanaman pohon disekitar mata air.
c.       Penghematan penggunaan air, dengan cara penggunaan kembali air, menggunakan shower untuk mandi
2.      Terhadap bencana banjir
a.       Membuat/memelihara saluran drainase, kanal, rumah pompa, pengerukan saluran
b.      Meninggikan struktur bangunan
c.       desain rumah panggung
3.      Terhadap bencana longsor / erosi
a.       Membuat terasering untuk lahan yang miring dan cukup luas
b.      Pemeliharaan daerah hulu dan rehabilitasi lahan di daerah hulu
4.      Terhadap gagal tanam dan gagal panen,
a.       Mengimplementasikan dan mengaplikasikan system pola tanam dan pengaturan sistem irigasi.
b.      Melakukan praktik pertanian dengan membudidayakan tanaman semusim, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan.
c.       Melakukan penganekaragaman tanaman dengan cara tumpang sari
d.      Melakukan pengelolaan lahan dan pemupukan dengan cara menanam padi hemat air, pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemanfaatan sampah organik untuk melakukan pemupukan
e.       Melakukan pemuliaan tanaman, dengan cara penyilangan spesies tanaman untuk menghasilkan varietas yang tahan perubahan iklim
f.        Memanfaatkan lahan pekarangan menjadi apotik hijau dan lumbung hidup untuk pemenuhan kebutuhan pangan.
5.      Terhadap kenaikan muka air laut, rob dan interusi/abrasi air laut, gelombang,
a.       Memelihara dan merehabilitasi daerah pantai dengan cara penanaman vegetasi pantai seperti pohon ketapang, casuarina sp, gumuk pasir dan penanaman mangrove
b.      Membangun struktur/bangunan pemecah ombak, terumbu buatan, pintu air pasang
c.       Modifikasi desain bangunan dengan cara meninggikan bangunan, rumah panggung
d.      Melakukan relokasi pemukiman menjauhi pantai
e.       Melakukan pengembangan teknologi penyulingan air laut
6.      Terhadap masalah sanitasi lingkungan dan kesehatan
a.       Pengendalian vektor nyamuk dan tikus dengan cara melaksanakan 3M, mencegah adanya genangan air memasukan ikan dalam kolam / pot tanaman, mengoptimalkan juru pemantau jentik
b.      Mengembangkan desa siaga untuk menerapkan sistem kewaspadaan dini untuk mengantisipasi terjadinya penyakit akbiat perubahan iklim seperti diare, malaria, DBD
c.       Menciptakan masyarakat berprilaku hygine dengan memiliki rumah yang sehat, tersedia akses air bersih, tersedia akses jamban
d.      Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dengan melakukan kebiasaan makan menu seimbang, mencuci tangan dengan sabun, melakukan pengelolaan sampah, membersihkan lingkungan secara rutin. (BLHD Cianjur, 2013)



BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Upaya adaptasi harus dilakukan oleh mahluk hidup termasuk manusia, hal ini dikarenakan alam selalu berubah ubah, baik disebabkan oleh perubahan alam secara alami maupun karena aktifitas manusia. Upaya adaptasi bertujuan untuk mengurangi kerentanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang bersumber dari perubahan iklim, meningkatkan daya tahan (resilience) masyarakat dan ekosistem, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
2.      Penyebab perubaha iklim yaitu karena jumlah hutan yang terus berkurang, pemborosan dalam penggunaan bahan bakar fosil, pertanian, peternakan serta sampah yang terus menumpuk.
3.      Dampak perubahan iklim dapat dirasakan pada seluruh aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan, dimana perubahan tersebut sangat merugikan manusia seperti halnya global warmin yang mengancam populasi manusia.

B.     SARAN
1.      Manfaatkanlah segala sesuatu secara efisien dan efektif terutama dalam bidang penggunaan bahan bakar fosil dan penggunaan listrik.
2.      Alam selalu berubah, semakin menua dan semakin rusak, semakin banyak pula tantangan hidup bagi manusia terutama dalam kerusakan lingkungan dan masalah kessehatan, baik langsung maupun tidak langsung mengancam kehidupan manusia.





DAFTAR PUSTAKA
BLHD Cianjur, Jawa Barat. 2013. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim. (Online). http://blhd.cianjurkab.go.id/Berita/Mitigasi-dan-Adaptasi-Perubahan-Iklim.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2016
Danial. C, 2008. Ancaman Hama Penyakit Padi dari Anomali Iklim. http://www.kompasonline.com. (diakses: 22 Oktober 2016)
Gibbs W.J. (1987). Defining Climate. WMO Bulletin no. 4 Vol. 36
Hidayati, Rini. Masalah Perubahan Iklim di Indonesia Beberapa Contoh Kasus, 2001.
Intergovernmental Panel on Climate Change [IPCC]. 2001. Climate Change 2001 : Impacts, Adaptation, and Vulnerability, Summary for Policy Makers, Working Group 2 3rd Assessment Report, Draft., http://www.usgcrp.gov/ipcc/html/specrep.html.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1018/Menkes/Per/V/2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan Terhadap Dampak Perubahan Iklim
Soerjani, Yuwono,Arief dan Fardiaz, Dedi. 2007. Lingkungan Hidup, Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kelangsungan Pembangunan, Jakarta: Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan
Trewartha, Glenn T.; Horn H. Lyle .1980. Introduction to Climate. McGrwaw Hill International Book Company.
World Climate Conference 12-23 February 1979: Geneva World Climate Conference, 1979. a conference of experts on climate. Proceedings
Yasuhiro. 2007. “Which is First Coming Us, Ice Age or Global Warming”. Makalah disampaikan Seminar Parallel Events Cop-13/CMP-3UNFCCC oleh Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkngan Indonesia, 5 -6 Desember 2007. Denpasar Bali.

No comments:

Post a Comment