BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam
proses fotosintesis, mahluk hidup yang berklorofil menyerap CO2, dan
dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi, menghasilkan
karbohidrat dan melepas O2, dengan makin berkembangnya organisme
yang berklorofil, proses fotosintesis pun makin banyak terjadi dan seiring
dengan itu kadar CO2 dalam atmosfer berkurang dan kadar O2
bertambah.
Intensitas energi matahari yang mencapai bumi dan
atmosfernya bervariasi pada garis lintang. Daerah tropis menerima masukan yang
paling tinggi. Sebagian besar radiasi matahari diserap, terpencar, atau
dipantulkan oleh atmosfer dalam suatu bola asimetris yang ditentukan oleh
variasi dalam tutupan awan dan jumlah debu di udara sepanjang wilayah yang
berbeda-beda. Jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi akhirnya membatasi
hasil fotosintesis, meskipun produktivitas fotosintesis juga dibatasi oleh air,
suhu, dan ketersediaan nutrien.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam
ekologi, karena ekosistem meliputi mahluk hidup dengan lingkungan organisme
(komunitas biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing mempengaruhi
sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga
terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian alam di bumi.
Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam perbagai
ukuran. Apakah itu sebuah kolam, danau atau sebidang kebun, hutan dan bahkan
laboratorium pun merupakan satuan ekosistem yang dapat diamati, selama
komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja sama untuk
mencapai suatu kemantapan fungsional, walaupun hanya dalam waktu singkat,
kesatuan tersebut dapat dianggap suatu ekosistem.
Lingkungan
merupakan semua aspek kondisi eksternal fisik dan biologic dimana organisme itu
hidup dan ilmu-ilmu lngkungan merupakan studi aspek-aspek lingkungan organisme.
Kondisi
eksternal organisme yang baik mendukung hidup organisme untuk menciptakan
kehidupan organisme yang seimbang dan produktif, sebaliknya lingkungan hidup
organisme yang merosot mendorong kehidupan organisme menuju kehancuran. Dengan
kaida-kaidah ekologi membantu setiap kita yang menekuni studi kesehatan
lingkungan dalam upaya mencegah kehancuran suatu lingkungan untuk berusaha
memelihara dan meningkatkan kelestarian lingkungan tersebut.
Permasalahan
lingkungan hidup masih merupakan bahan kajian sampai saat ini. Upaya
pengendalian dampak lingkungan hidup sebagai akibat dari kerusakan / pencemaran
ekosistem ekologi memerlukan perhatian khusus. Lingkungan yang bersih dan sehat
merupakan kebutuhan hidup yang tak dapat diabaikan, karena hal ini menyangkut
hubungan antara kesehatan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Timbulnya
pencemaran lingkungan serta mewabahnya penyakit menunjukan kurangnya kesiapan
sumber daya manusia baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilan dalam
menghadapi arus informasih yang semakin berkembang. Untuk itu diperlukan sikap
dan tidakan yang mengarah kepada upaya meningkatkan kualitas hidup secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Berdasarkan hal
tersebut diatas merupakan landasan untuk kita mempelajari ekologi khususnya
bagaimana hubungan fungsi Ekosistem
energy rantai makanan dan interaksi dalam ekosistem.
1.2. PERMASALAHAN
Dampak lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh kerusakan / pencemaran ekosistem ekologi memerlukan perhatian
khusus, karena akan
terjadi terganggunya fungsi ekosistem energi, rantai makanan dan interaksi
dalam ekologi. Sehingga lingkungan yang
bersih dan sehat merupakan kebutuhan hidup yang tak dapat diabaikan, karena hal
ini menyangkut hubungan antara kesehatan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi ekosistem energy
2. Mengetahui
proses terjadinya rantai makanan dalam ekosistem
3. Mengetahui
interaksi komponen - komponen dalam
ekosistem.
1.4. MANFAAT
1. Dapat memahami
pentingnya fungsi dan peran ekosistem energy dalam suatu ekosistem
2. Dapat mengetahui
proses terjadinya rantai makanan dalam ekosistem
3. Dapat mengetahui
proses interaksi komponen-komponen dalam ekosistem.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
EKOSISTEM.
1. Ekosistem
merupakan system yang bersifat dinamis yang melibatkan suatu keseimbangan dan
saling mempengaruhi antar organism hidup, tanah/bumi, air, dan atmosfir.
2. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup (UULH nomor 23
tahun 1997).
3. Ekosistem merupakan aliran energi dapat terlihat pada
struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan yakni pertukaran
bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup, (Prof. Dr. Zoer’aini
Djamal Irwan, M.Si)
4. Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi
dari komunitas. (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si).
5. Produktivitas primer adalah Jumlah energi cahaya yang
diubah menjadi energi kimia (senyawa organik) oleh autotrof suatu
ekosistem selama suatu periode waktu tertentu.
6. Produktivitas sekunder adalah laju pertumbuhan energi
kimia pada makanan yang dimakan oleh konsumen ekosistem menjadi biomassa
barunya sendiri.
A.
KOMPONEN,
SIKLUS dan ORGANISME dalam
EKOSISTEM
Komponen ekosistem
terdiri dari : Kehidupan organisme, Bumi / tanah, air dan Atmosfir. Ekosistem mempunyai 3 siklus yaitu :
1. Siklus Biogeo kimia
Bentuk siklus
biogeokimia antara lain adalah :
Nutrie atmosfir
→ Tumbuhan → herbivore → ternak karnivora → binatang buas → nutrient bumi →
tumbuhan.
2. Siklus udara
Siklus udara
merupakan cirkulasi atsmofir dan pemanasan oleh sinar matahari
3. Siklus Hidrologi
Merupakan siklus yang mencakup air
menguap → Presipitasi → run off→
Kembali lagi
kelaut sungai dan danau.
B. SUSUNAN EKOSISTEM
Dilihat dari susunan dan fungsinya,
suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto
= sendiri dan trophikos = menyediakan makan).Autotrof adalah organisme
yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros =
berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof
merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan
bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan
tak hidup (abiotik)
Bahan
tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai
adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organism mati (bahan organic kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan
jamur.
C. KOMPONEN/FAKTOR DAN TIPE-TIPE EKOSISTEM
1. Komponen atau faktor ekosistem dapat dibagi menurut :
a. Komponen ekosistem dari segi makanan (trophik)
:
- Komponen autotrophik (memberi makan sendiri),
disinilah terjadi proses pengikatan energi sinar matahari.
- Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya),
disini terjadi pemakaian, pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang
kompleks.
b. Komponen ekosistem dari segi keperluan deskriptif :
- Komponen abiotik terdiri dari senyawa organik,
anorganik, Iklim,dan Air.
- Komponen biomas terdiri dari Produsen dan
Konsumen.
2. Tipe-tipe ekosistem
a. Ekosistem air (Akuatik) :
- Ekosistem air tawar antara lain terdiri dari : Sungai,
kolam, danau, rawa air tawar, dan rawa gambut.
- Ekosistem laut antara lain terdiri dari : Hutan bakau,
rawa payau, Estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal, dan laut
dalam.
b. Ekosistem darat (terestrial)
Ekosistem darat terdiri dari : Hutan hujan tropis,
savana, padang rumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.
c. Ekosistem buatan
adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya, yaitu bendungan, hutan tanaman, sawah tadah hujan, pemukiman.
D. PERANAN
MATAHARI TERHADAP TUMBUHAN DAN ORGANISME BERKLOROFIL
Tidak diragukan bahwa tumbuhan dan organisme berklorofil
memegang peran utama dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi
tetap konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer. Oksigen
yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari makanan
kita juga disediakan oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi
dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200 miliar ton.
Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dan
organisme berklorofil dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan dan
organisme berklorofil mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan
menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat khusus. Proses ini disebut
"fotosintesis".
Fotosintesis merupakan proses biologi yang dilakukan
tanaman dan organisme berklorofil untuk menunjang proses hidupnya yakni dengan
memproduksi gula (karbohidrat) pada tumbuhan hijau dengan bantuan energi
sinar matahari, yang melalui sel-sel yang ber-respirasi, energi tersebut akan
dikonversi menjadi energi ATP sehingga dapat digunakan bagi pertumbuhannya. Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi
dengan keberadaan sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil dari
fotosintesis seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6
atau dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).
E. PERANAN MATAHARI TERHADAP KEBERLANGSUNGAN EKOSISTEM
a. Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak
ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga
merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen,
oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari
menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai
sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup.
b. Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah
yang merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu
ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan dalam
suatu ekosistem yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama
lain dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme
dengan lingkungannya terjadi untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup
organisme memerlukan energi.
2. Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari bahan organik
yang disebut energi kimia. Bahan organik dalam komponen biotik awalnya
terbentuk dengan bantuan energi cahaya matahari dan unsur-unsur hara, seperti
karbon dan nitrogen.
3. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur
kimia ditransfer dari suatu organisme ke organisme lain melalui interaksi makan
dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem
membentuk struktur trofik yang terdiri dari tingkat-tingkat trofik
dimana setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan
sumber makanan tertentu.
4. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof yaitu organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri
dengan bantuan cahaya matahari yaitu tumbuhan dan fitoplankton. Organisme
autotrof disebut Produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan
hijau sedangkan pada ekosistem perairan adalah fitoplankton, ganggang dan
tumbuhan air.
5. Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem ditempati oleh
berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri. Organisme
tersebut tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh dengan
memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain sehingga organisme heterotrof
disebut juga konsumen. Pada
tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosestem adalah Konsumen
primer (herbivora).
6. Tingkat trofik yang ketiga adalah konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen primer. Konsumen
sekunder disebut karnivora karena makanannya berupa hewan. Hewan yang
tergolong konsumen sekunder umumnya bertubuh kecil.
7. Tingkat trofik yang keempat adalah konsumen tersier, adalah organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen
tersier disebut juga karnivora besar.
Ekosistem adalah
satuan fungsional dasar dalam ekologi karena memasukan organisme
(komponen-komponen) biotic maupun lingkungan abiotik yang masing-masing salng
mempengaruhi sifat sifat yang lainnya dan keduanya perlu untuk pemeliharaan
kehidupan seperti yang kita miliki diatas bumi ini. Orgamisme-organisme
hidup (biotic) dan lingkungan tidak hidup (abioti) berhubungan erat tak
terpisahkan dan salng mempengaruhi satu sama lain. Ekosistem adalah satuan yang
mencakup semua organism (yakni Komunita)) didalam suatu daerah yang salimg
mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energy mengarah ke
struktur makanan, keanekaragaman biotic, dan daur daur bahan yang jelas (yakni pertukaran
bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan tak hidup) didalam sisten,
merupakan system ekologi atau ekosistem.
Dari segi
makanan (trope=makanan) ekosistem mempunyai dua komponen yang bagian-bagiannya terpisahkan
antara waktu dan ruang yaitu :
1. Komponen
autotrofik (member makan sendiri)
Dimana
pengikatan energy sinar, penguaan senyawa-senyawa anorganik sederhana dan
menbangu senyawa senyaw kompleks yang menonjol
2.
Komponen Heterotrofik (Memakan yang lainnya)
Dimana
pengaturan kembali dan perumbahan bahan-bahan yang kompleks dan menonjol.
Komponen-komponen
yang merupakan bahagian ekosistem yaitu :
1.
Senyawa-senyawa
anorganik (C, N, C02, H20 dan ebagainya yang telihat didalam daur bahan.
2.
Senyawa-senyawa organic (Protein, Karbohidrat,
Lemak, senyawa hunik dansebagainya) yang menghubungkan biotic dan abiotik.
3.
Resim
Iklim (temperature dan factor factor fisik lainnya).
4.
Produsen-produsen organism-organisme autotrofik
sebahagian besar tumbuhan hijau yang mapu membuat makanan dan senyawa senyaw
organic yang sederhana.
5.
Makrokonsumen atau fagotrof-fagotrof organism-organismehetertrofik,
terutama binatang-binatang yang mencernakan organism oranisme lain atau
butiran-butiran bahan organic.
6.
Mikrokonsumen saprotof-saprotof (Membusuk) , asmotrof
(lewat melaui selaput), organime heterotrofik, terutama bakteri dan cendawan
yang merombak senyawa-senyawa komplek dari protoplasma mati, menghisap
sebahagian dari hasil perombakan, dan melepaskan bahan makanan anorganik yang
dapat digunakan oleh produsen bersama sama dengan seyawa-senya orgaik, yang
memberikan atau meyediakan sumber energy atau yang mungkin menghambat atau
merangsang komponen biotic lainnya dari ekosistem. Yang pertama hingga yang ketiga merupakan
komponen abiotik dan yang keempat hingga yang keenam merupakan biomas (berat =
hidup)
F.
ENERGI DALAM
EKOSISTEM
Energi adalah kemampuan melakukan pekerjaan. Perilaku
energi di alam bebas mengikuti hukum termodinamika.
1. Hukum
termodinamika I : Energi dapat
diubah menjadi bentuk energi lain tetapi energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan
2. Hukum
termodinamika II : Setiap
perubahan bentuk energi pasti terjadi
degradasi energi dari bentuk energi terpusat
menjadi bentuk energi terpencar.
G.
MACAM PERUBAHAN ENERGI KE DALAM BENTUK ENERGI LAIN
1.
Rantai
Pangan
Merupakan pengalihan
energi dari sumber nya ( tumbuhan ) melalui sederetan organisme yang makan dan
dimakan, dalam setiap pengalihan energi sebagian besar energi terpencar sebagai
energi panas.
Contoh Rantai Pangan
2. Struktrur trofik
Merupakan
fenomena interaksi antara rantai makanan dan hubungan metabolisme dengan ukuran
organisme pada suatu komunitas. Struktur trofik dapat diukur dengan biomassa
persatuan luas.
Energi Pangan sebagai sumber daya
didalam tumbuh-tumbuhan melalui suatu organisme yang diulang-ulang dimakan dan
memakan dinamakan Rantai makanan.
Rantai-rantai pangan
terdiri dari dua tipe dasar yaitu :
1. Rantai
Pangan Perumputan
Rantai pangan perumputan mulai dari
dasar tumbuh-tumbuhan hijau ke hebivora yang merumput (yakni organisme yang
makan tumbuhan hidup) dan terus ke
karnivora
(yakni pemakan binatang)
2.
Rantai Pangan Sisa
Rantai pangan
sisa yang dimulai dari bahan-bahan mati ke mikroganisme dan kemudian mikrorganisme
yang makan sisa detritivora dan pemangsanya.
Rantai-rantai pangan tidak merupakan
uruta-urutan yang tak terpisahkan melainkan bersambungan satu dengan yang
lainnya. Pola yang saling berkaitan itu sering dikatakan sebagai jarring-jaring
pangan.
Didalam komunitas komunitas alam yang kompleks organism -
organisme yang makannya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jumlah langkah
yang sama dikatakan termasuk dalam tingkat trofik
yang sama.. Jadi tumbuh-tumbuhan
hijau (tingkat produsen) menduduki tingkat trofik pertama, pemakan –pemakan
tumbuhan tropik tingkat kedua (tingkat konsumen primer pertama), karnovora yang
makan herbivore tingkat ketiga (tingkat konsumen sekunder) dan karnivora
sekunder sekunder tingkat keempat (tingkat konsumen tertier).
Klasifikasi tropic ini merupakan satu dari fungsi dan
bukan dari jenis ; populasi jenis tertentu dapat menduduki satu atau lebih dari
satu tingkat trofik menurut sumber energy yang sebenarnya di asimilasi. Arus
energy pada tingkat trofik sama dengan seluruh asimilasi (A) pada tingkat itu,
yang sebaliknya sama dengan produksi (P) biomas ditambah dengan respirasi (R)
Rantai rantai apngan merupakan hal
yang sudah dinela oleh tiap orang tidak secara samar-samar, sebab manusia
sendiri berada atau menduduki tempat pada atau ujung rantai pangan. Misalnya
manusia dapat makan ikan besar yang makan ikan kecil yang makan zooplankton
yang makan fitoplanton yang mengikat energy sinar matahari. Manusia dapat makan
sapi (daging sapi) yang makan rumput mengikat energy sinar atau manusia boleh
menggunakan rantai lebih pendek lagi dengan makan butir-butir (grain) yang
mengikat energy matahari. Dengan demikian manusia dapat menduduki kedudukan
trofik diantara konsumen primer dan sekunder Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam
urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food
web).
H. INTERAKSI ANTARA KOMPONEN EKOSISTEM
Didalam ekosistem, komponen biotik
dan abiotik merupakan komponen pokok ekosistem yang dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Antara komponen biotik dengan abiotik saling mempengaruhi.
Hubungan antarkomponen dalam ekosistem tersebut disebut hubungan ekologi.
1. Pengaruh Komponen Abiotik terhadap
Komponen Abiotik
Banyak
kasus di sekitar kita yang menunjukkan bahwa komponen abiotik sangat berpengaruh
terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan yang ada di atasnya. Air, kelembapan
udara, cahaya matahari, gaya gravitasi maupun suhu lingkungann merupakan
komponen abiotik yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan organisme
a. Pengaruh Air terhadap Organisme
Keberadaan
air dalam setiap ekosistem sangat menentukan kelangsungan hidup semua organisme
yang ada di dalamnya. Kandungan airdi berbagai lingkungan berbeda.Oleh karena
itu, pada kondisi lingkungan yang kandungan airnya berbeda akan ditemukan jenis
tumbuhan yang berbeda.
b.
Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Orgtanisme
Cahaya matahari merupakan sumber energi primer. Energi
cahaya matahari oleh produsen atau tumbuhan hijau digunakan untuk fotosintesis.
Tanpacahaya matahari, tumbuhan hijau tidak mungkin melakukan fotosintesis. Itu
berarti tidak mungkin tersedia makanan
bagi tubuhan maupun organisme lain. Di samping itu,
cahaya matahari juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2. Pengaruh Faktor Biotik
Terhadap Abiotik
Pengaruh Cacing Tanah Terhadap
Kesuburan Tanah
Cacing
tanah adalah hewan tidak berangka dan berbentuk bulat panjang amat menjijikkan.
Namun, hewan tersebut mempunyai peranan yang besar dalam membantu menjaga
kesuburan tanah. Cacing tanah biasa hidup di tanah yang basah atau di bawah
pohon yang banyak mengandung humus. Jejaknya di dalam tanah menyebabkann
terbentuknya lubang yang menimbulkan rongga udara dalam tanah. Dari dalam
lubang tempat tinggalnya itulah akan keluar gundukan tanah. Makan cacing adalah
sisa tumbuhan. Sisa tumbuhan tersebut akan dihancurkan dengan alat
pencernaannya yang telah berkembang cukup baik. Berkat kerja cacing tanah, sisa
tumbuhan dihancurkan. Dengan demikian pengaruh cacing tanah terhadap tanah amat
jelas,yaitu sebagai berikut:
1.
Membantu menghancurkan sampah sehingga mengembalikan hara ke
tanah.
2. Menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih baik karena
jejak cacing menyebabkan terbentuknya rongga udara dalam tanah
3. Menyuburkan dan menggemburkan tanah karena adanya
pengudaraan dan pembongkaran sampah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
1. Fungsi Ekosistem Energy adalah menghasilkan energy dan nutrisi bagi semua mahkluk hidup yang
berinteraksi didalam ekosistem yaitu komponen abiotik dan biotik.
2. Rantai makanan
dalam ekosistem prosesnya sangat didukung oleh semua komponen dalam rantai makanan
yaitu Produser, Konsumen dan Dekomposer.
B.
SARAN
1. Ekosistem yang ada harus selalu dijaga dengan baik karena merupakan sumber
energi bagi kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Eugene P. Odum, ir., Thayono
Samingan, M.Sc.,1993 Dasar-Dasar Ekologi, , Gajah Madah
University Press, Yogyakarta
2.
Otto Soemarwoto, 1995, Ekologi Lingkungan Hidup dan
Pembangunan, cetakan ke 10, Penerbit Djambatan, Bandung.
3.
Mukono, H. J., 2008, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya.
4.
Wirakusumah Sambas, 2003, Dasar dasar Ekologi Menopang Pengetahuan
Ilmu Ilmu Lingkungan, Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.
5.
Wirahkusumah, Sambas, 2003, Dasar-Dasar Ekologi bagi Populsi dan
Komunitas, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.
No comments:
Post a Comment