BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sejarah panjang kehidupan manusia di
planet bumi telah mencatat beberapa perubahan yang nyata dalam penyelenggaraan
interaksinya dengan lingkungan alam sekitar. Untuk mempertahankan kehidupannya,
manusia dan mahluk hidup lainnya harus menghadapai tantangan yang berat.
Apabila terjadi ketidak seimbangan
ekosistem, maka yang akan terjadi adalah sebagian dari mahluk hidup akan musnah
yang pada akhirnya akan mengurangi/menghilangkan keanekaragaman hayati yang ada
dimuka bumi ini.
Proses kehidupan dan kegiatan makhluk
hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan,
seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum. Maka erat
hubungannya antara faktor pembatas lingkungan, adaptasi dan respon kehidupan
agar terjadi keseimbangan ekologi lingkungan untuk kelangsungan hidup mahluk
hidup secara menyeluruh.
Dalam ekosistem, setiap spesies pada
hakekatnya hanya mengupayakan kepentingan masing-masing untuk melanjutkan
kehidupanya secara individual, namun secara kolektif akan menghasilkan proses
adaptasi system secara keseluruhan
terhadap lingkungan eksternal. Evolusi dan Eksplorasi ekosistem berlangsung
dalam waktu yang sangat panjang, dalam masa tersebut akan terjadi kepunahan dan
kehancuran secara local dan individual sebagaimana ditunjukkan oleh kepunahan
lebih dari 90% spesies yang pernah ada akibat dari adanya tekanan lingkungan.
Dalam masa tersebut juga terbentuk berbagai opsi kehidupan baru yang tidak
selalu berlanjut, dalam waktu yang pendek menjadi punah atau musnah dengan
sendirinya. Semakin beragam opsi kehidupan individual yang berhasil melanjutkan
kehidupannya, maka system menjadi semakin kuat, oleh karena keberhasilan
adaptasi secara internal semakin tinggi.
Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor
pembatas ternyata tidak saja berperan sebagai faktor pembatas minimum, tetapi terdapat pula faktor pembatas maksimum. Bagi tumbuhan
tertentu misalnya faktor lingkungan seperti suhu udara atau kadar garam
(salinitas) yang terlalu rendah/sedikit atau terlalu tinggi/banyak dapat
mempengaruhi berbagai proses fisiologinya. Faktor pembatas , kemampuan untuk dapat mempertahankan hidup dan
adanya respon kehidupan secara sadar, tidak sadar dan kominasi kesadaran sangat
diperlukan dalam menekan faktor lingkungan agar tidak terjadi kepunahan atau
kelangkaan jenis mahluk hidup tersebut.
B. PERMASALAHAN
a. Apakah yang
dimaksud dengan faktor pembatas, adaptasi dan respon kehidupan terhadap tekanan
lingkungan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. FAKTOR
PEMBATAS
1. Pengertian Faktor Pembatas
Faktor
lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan tingkat produktifitas
organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas.
2. Hukum
minimum Leibig dan Hukum Toleransi
Suatu organisme untuk dapat bertahan
dan hidup di dalam keadaan tertentu, harus memiliki bahan-bahan penting yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkannya. Keperluan-keperluan
dasar ini bervariasi antara jenis dengan keadaan tertentu. Apabila keperluan
mendasar ini hanya tersedia dalam jumlah yang paling minimum, maka akan
bertindak sebagai factor pembatas. Walaupun demikian, seandainya keperluan
mendasar yang hanya tersedia minimum, berada dalam waktu “sementara” tidak
dapat dianggap sebagai faktor minimum, karena pengaruhnya dari banyak bahan
sangat cepat berubah.
Kondisi minimum dari suatu kebutuhan mendasar bukan merupakan satu-satunya faktor
pembatas kehidupan suatu organisme, tetapi juga dalam keadaan terlalu
maksirnumnya kebutuhan tadi, sehingga dengan kisaran minimum-maksimum ini
dianggap sebagai batas-batas toleransi organisrne untuk dapat hidup. Namun
dalam kenyataan tidak sedikit organisme yang mempunyai kemampuan untuk
“relatif’ mengubah keadaan lingkungan fisik guna mengurangi efek hambatan
terhadap pengaruh lingkungan fisiknya
3. Faktor
Pembatas Fisik dan Indikator Ekologi
Kehadiran atau keberhasilan suatu
organisme atau kelompok organisme tergantung kepada kompleks keadaan. Keadaan
yang manapun yang.mendekati atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan
sebagai yang membatasi atau faktor pembatas. Dengan adanya faktor pembatas ini
semakin jelas kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan dan hidup pada suatu kondisi wilayah
tertentu.
Jika suatu organisme mempunyai
batas toleransi yang lebar untuk suatu faktor yang relatif mantap dan dalam
jumlah yang cukup, maka faktor tadi bukan merupakan faktor pembatas. Sebaliknya
apabila organisme diketahui hanya mempunyai batas-batas toleransi tertentu
untuk suatu faktor yang beragam, maka faktor tadi dapat dinyatakan sebagai
faktor pembatas. Beberapa keadaan faktor pembatas, termasuk diantaranya adalah
temperatur, cahaya, air, gas atmosfir, mineral, arus dan tekanan, tanah, dan
api. Masing-masing dari organisme mempunyai kisaran kepekaan terhadap faktor
pembatas.
Dengan adanya faktor pembatas,
dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai ikut menseleksi organisme yang
mampu bertahan dan hidup pada suatu wilayah. Sehingga seringkali didapati
adanya organisme-organisme tertentu yang mendiami suatu wilayah tertentu.pula.
Organisme ini disebut sebagai indikator biologi (indikator ekologi) pada
wilayah tersebut.
4. Sifat
dan Distribusi Umum
Populasi yang telah didefinisikan
sebagai kelompok kolektif organisme dari spesies yang sama (atau kelompok-kelompok
lain di mana individu-individu dapat bertukar informasi genetiknya) yang
menempati ruang dan atau waktu tertentu, memiliki berbagai ciri/sifat maupun
parameter yatg unik dari kelompok dan sudah tidak merupakan sifat dari
masing-masing individu pembentuknya. Sifat-sifat tersebut antara lain
kepadatan, natalitas, mortalitas, penyebaran umur, potensi biotik, dispersi,
dan bentuk serta perkembangan. Khusus mengenai distribusi umur individu dalam
suatu populasi merupakan sifat penting karena secara langsung dan tak langsung
dapat mempengaruhi laju mortalitas maupun laju natalitas. Secara umum,
pembagian umur menjadi 3 yaitu: pre-reproduktif, reproduktif, dan
post-reproduktif. Perbandingan penyebaran golongan umur dalam populasi dapat
menentukan keadaan arah reproduktif yang berlangsung dalam populasi, dan
sekaligus dapat dipakai untuk memperkirakan keadaan populasi dimasa mendatang.
5. Beberapa
hal yang dapat membatasi suksesi (faktor pembatas)
a. Proses
kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan
mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam
jumlah minimum dan maksimum.
b. Dalam
ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis
menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut
dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada
taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya
c. Tumbuhan
untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien tertentu
(misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat)
dalam jumlah minimum. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi
berperan sebagai faktor pembatas.
d. Faktor-faktor
lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi faktor pembatas
minimum dan faktor pembatas maksimum yang pertama kali dinyatakan oleh V.E.
Shelford, kemudian dikenal sebagai “hukum toleransi Shelford“.
Pada dasarnya secara alami
kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor
lingkungan tertentu (seperti nutrien, suhu udara) sebagai kebutuhan minimum,
dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan.
B. ADAPTASI
Adaptasi adalah cara
bagaimana organisme mengatasi tekanan
lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi
akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi
kepunahan atau kelangkaan jenis.
1.
Konsep Adaptasi
Perubahan kondisi
lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap
perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan
perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya.
Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon
hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya
berasala dari nenek moyangnya.
Adaptasi umumnya
diartikan sebagai penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi
menunjukkan kesesuaian organisme dengan lingkungannya yang merupakan produk
masa lalu. Organisme yang ada kini dapat hidup pada lingkungannya karena
kondisi lingkungan itu secara kebetulan sama dengan kondisi lingkungan nenek
moyangnya.
2. Mekanisme Adaptasi
Sifat yang
dimiliki oleh suatu populasi yang ada sekarang merupakan sifat yang diturunkan
dari generasi ke generasi. Dengan kata lain populasi yang ada sekarang
merupakan populasi yang lolos dari seleksi alam sebagaimana yang dinyatakan
oleh Darwin.
Di alam organisme
terkumpul dalam kelompok-kelompok populasi yang diantara anggotanya terjadi
hubungan kawin. Setiap kelompok disebut Deme.
Kelompok besar yang terbentuk dari banyak deme disebut jenis organisme.
Deme-deme tersebut ada yang menempati daerah-daerah geografis yang berbeda,
misalnya Kanguru yang hidup hanya di Australia dan di Irian. Daerah-daerah
geografis tersebut merupakan lingkungan hidup yang sempit dan bersifat khas
dibanding dengan daerah penyebaran jenis organismenya. Deme yang menempati
daerah geoegrafis khusus itu bisa mempunyai sifat genetik yang berbeda dengan
deme yang menempati daerah lain, jika di antara deme-deme itu terjadi isolasi
geografis sehingga antar deme tidak dapat terjadi pertukaran informasi genetik.
Kelompok yang terisolasi itu disebut klin
(Cline) yang merupakan sub jenis organisme atau sub populasi.
Perbedaan sifat
genetik dari suatu klin dengan klin lainterbentuk dari perbedaan perubahan
lingkungan dalam suatu rentangan tertentu, yang disebut gradien ekologik. Variasi sifat individu pada landaian ekologis
yang berbeda disebut ekotip.
Perbedaan sifat itu dalam hal bentuk, warna dan lain-lain. Contohnya adalah
kupu-kupu Biston bitularia yang hidup
di hutan jauh dari industri berwarna abu-abu keputihan sesuai dengan warna
batang pohon substratnya, tetapi kupu-kupu yang sama hidup di daerah industri
di Inggris berwarna gelap karena tertutup oleh asap dan jelaga pabrik.
3. Prinsip-prinsip Adaptasi
Bagi hewan dan
organisme lain sifat adaptif sangat penting untuk bertahan hidup pada
lingkungan baru atau jika ada perubahan lingkungan habitatnya.
Kemampuan hewan dalam beradaptasi dengan
lingkungannya berbeda-beda yang dipengaruhi oleh:
a.
Sifat genetik
b. Kemampuan berkembang biak
c. Frekwensi perubahan lingkungan
Kemampuan hewan
untuk beradaptasi terbatas oleh:
a.
Ketahanan hidup
(survival)
b.
Perbedaan
kemampuan setiap jenis organisme
c.
Tumpang tindih dengan kondisi sebelumnya sehingga
proses adaptasi lambat
d.
Melibatkan seluruh
kegiatan hidup.
4. Bentuk-bentuk
Adaptasi
Sifat-sifat adaptif yang dimiliki hewan adalah:
a. Adaptasi Struktural
Adaptasi
struktural adalah sifat adaptasi yang muncul dalam wujud sifat-sifat morfologi
tubuh, Contohnya sebagai berikut :
Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya
Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
b. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi
fisiologis adalah adaptasi yang menyangkut kesesuaian proses-proses fisiologis
hewan dengan kondisi lingkungan dan sumberdaya yang ada di habitatnya.
Diantaranya ada yang berhubungan dengan adaptasi struktural, terutama pada
bagian dalam tubuh. Contohnya sebagai
berikut :
Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
hewan onta yang punya kantung
air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir
dalam jangka waktu yang lama
c.
Adaptasi Tingkah
Laku
Adaptasi tingkah
laku adalah respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan
tingkah laku. Perubahan tersebut biasanya muncul dalam bentuk gerakan untuk
menanggapi rangsangan yang mengenai dirinya. Baik rangsangan dari luar maupun
dari dalam lingkungan tubuhnya.
Adaptasi tingkah
laku tersebut adalah; Hibernasi, Aestivasi, Diurnal dan Nocturnal, Orientasi
terhadap lingkungan, Ototomi, Adaptasi Mutual, Tingkah laku sosial, tingkah
laku perkembangbiakan, berkelahi, refleks, insting dan tingkah laku belajar.Contohnya sebagai berikut :
Pura-pura
tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut
C. RESPON
Reaksi manusia terhadap stimuli. istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan
reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya
diwujudkan dalam bentuk yang dimunculkan setelah melakukan perangsangan. Efek respon
terhadap tubuh dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan. Hal tersebut
sangat tergantung pada dosis stimuliyang diterima serta keadaan tubuh saat itu.
Respon manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Respon yang terjadi secara otomatis, dibawah sadar (involutary) seperti reflex-reflex,
reaksi fisika-kimia dalam tubuh, dan untuk taraf tertentu yang tidak dapat
dikendlikan.
2.
Respon yang terjadi secara sadar (volutary), yakni respon yang dilakukan atas kendali otak manusia
3.
Respon kombinasi antara respon sadar dan respon tak
sadar.
Respon manusia terhadap stimuli ini terjadi karena manusia ingin
mempertahankan keadaan badannya supaya tetap normal. Respon tersebut dilakukan
oleh perangkat yang bekerja sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
Perangkat tersebut terdiri atas perangkat alamiah (natural) dan perangkat
budaya (kultural) yaitu :
a. Daya tahan
natural
Secara alamiah
mahluk hidup dilengkapi oleh perangkat untuk mempertahankan diri dan secara
otomatis berjalan diluar kesadaran manusia. Macam daya tahan natural adalah
1. Daya tahan
struktural
Struktur tubuh
menentukan fungsi tubuh dan memberikan gambaran akan kemampuan daya tahan
tubuh. Misalnya Otak, jantung, hati, dll dilindungi oleh sistem tulang yang
kuat, keras serta tebal dengan fungsi melindunginya terhadap segala faktor yang
membahayakan.
2. Daya tahan
fungsional
Fungsi atau faal
tubuh berusaha mempertahankan tubuh agar tetap berada dalam keadaan normal
(homeostasis). Apabila lapisan pertahanan tertembus, maka fungsi badan mulai
bergerak untuk melakukan pengamanan. Misalnya reflex untuk mengeluarkan benda
asing dari tubuh seperti bersin, batuk, diare, muntah, keluarnya air mata, air
liur.
b. Daya tahan kultural
Pada mulanya,
perkembangan budaya didasarkan atas usaha untuk mempertahankan diri. Misalnya
orang berusaha untuk membuat pakaian untuk melindungi tubuhnya dari pengaruh
cuaca yang tidak menguntungkan. Usaha manusia untuk meningkatkan kesehatan gigi
dan kesehatan gizi.
D. Hubungan Faktor
Pembatas, Adaptasi dan Respon Kehidupan terhadap Tekanan Lingkungan
Keteraturan suatu ekosistem menunjukkan bahwa ekosistem
tersebut berada dalam keseimbangan, dimana keseimbangan ini tidak bersifat
statis melainkan selalu berubah/ dinamis, hal ini akan saling mempengaruhi
antara sistem
hidup, tanah/bumi, air dan atmosfer. Masing-masing komponen memiliki fungsi
tertentu, selama masing-masing komponen melakukan fungsinya dengan baik,
keteraturan ekosistem akan tetap terjaga.
Dewasa
ini dengan adanya aktifitas manusia terjadi banyak perubahan dalam sistem kehidupan. Perubahan ini
terjadi disebabkan karena meningkatnya populasi manusia dan peningkatan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Meningkatnya populasi manusia yang tidak
sebanding dengan ketersediaan sumber daya alam menyebabkan daya dukung alam
menjadi menurun, sehingga dapat diperkirakan bahwa dengan meningkatnya
pertumbuhan populasi manusia hal ini akan memperburuk ketersediaan pangan, kerusakan lingkungan dan
akhirnya memperburuk tingkat kesehatan manusia.
Beberapa
spesies dalam lingkungan ekosistem menjadi punah karena adanya pembukaan lahan
baru sebagai tempat tinggal dan lahan pertanian, hanya mahluk hidup yang
mempunyai kemampuan beradaptasi dan yang mampu merespon secara positif setiap
perubahan lingkungan yang akan dapat bertahan hidup sedangkan mahluk hidup lain
yang tidak mampu menerima adanya perubahan pada lingkungan menjadikan perubahan
tersebut sebagai faktor
pembatas / menjadikan perubahan
tersebut sebagai batas toleransi yang tidak bisa dilampaui sehingga akhirnya
menjadi punah.
Faktor
pembatas, Adaptasi dan Respon merupakan suatu system dalam ekosistem yang dapat
menggambarkan apakah suatu system kehidupan dapat menjadi system yang berkelanjutan
ataukah tidak. Besarnya perubahan lingkungan menyebabkan terjadinya tekanan
lingkungan, hal ini mengharuskan setiap mahluk hidup yang ada di dalam
lingkungan tersebut untuk dapat memberikan respon yang positif terhadap
perubahan yang ada sehingga nantinya dapat beradaptasi dan melanjutkkan
kehidupannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
v Perubahan yang terjadi pada
lingkungan mengharuskan setiap mahluk hidup berjuang untuk mempertahankan
kehidupannya. Ketika suatu mahluk hidup mampu melampaui faktor pembatas, merespon secara
positif setiap perubahan dan tekanan lingkungan, maka mahluk hidup tersebut
akan mampu beradaptasi dan melanjutkan kehidupannya sehingga system kehidupan
yang berkelanjutan dapat berjalan dengan baik.
v Faktor pembatas, Adaptasi dan
Respon merupakan suatu system dalam ekosistem yang dapat menggambarkan apakah
suatu system kehidupan dapat menjadi system
yang berkelanjutan ataukah tidak.Jika mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi
dan melanjutkan kehidupannya maka dianggap bahwa mahluk hidup tersebut telah
dapat melampaui batas toleransi (factor pembatas).
B. Saran
v
Menjaga kelangsungan hidup mahluk hidup dengan mampu menekan
kondisi lingkungan dengan baik agar faktor pembatas, adaptasi dan respon
kehidupan dapat berjalan seimbang.
No comments:
Post a Comment