BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sifilis atau Raja Singa
adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum , yang merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik . Selama perjalanan penyakit ini dapat
menyerang seluruh organ tubuh. Selain itu
penyakit sifilis ini juga bersifat laten dan kronis, juga dapat kambuh lagi
sewaktu-waktu.
Sifilis dimasa lalu,
merupakan salah satu penyakit yang dikatakan dalam masyarakat sebagai penyakit
kutukan karena tubuh penderita akan digrogoti oleh kuman sifilis ini dan sulit
untuk dilakukan pengobatan jika sudah terkena. Penyebaran dari penyakit sifilis
terjadi dengan kontak langsung dengan penderita salah satunya adalah dengan
seks. Orang-orang yang termasuk rentan untuk penyakit sifilis adalah para pekerja
seks seperti gigolo dan wanita pekerja seks, namun tidak menutup kemungkinan
juga pada orang yang sering bergonta-ganti pasangan.
Insiden sifilis telah
menurun dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan 53.000 kasus pada tahun 1996,
sedangkan pada tahun 1992 113.000 kasus. Namun, jumlah kasus sifilis primer dan
sekunder meningkat pada tahun 2000-2007.Pada tahun 2007, 11.466 kasus
dilaporkan kepada US Centers for Disease Control and Prevention.Sebagian besar
dari peningkatan ini terjadi pada pria, terutama pada pria yang berhubungan
seks dengan pria lain. Keseluruhan kasus yang dilaporkan pada wanita menurun.
Lebih dari 80% kasus yang dilaporkan di selatan Amerika Serikat. Kecenderungan
untuk kasus sifilis kongenital terjadi penurunan selama sepuluh tahun terakhir.
Namun pada abad modern
seperti sekarang ini sudah ditemukan obat dari sifilis sehingga penderita
sifilis dapat berkurang secara signifikan, namun tidak hilang. Selama penderita
melakukan kontak langsung (seks) dengan pasangan-pasangannya sifilis tidak
dapat dikatakan sudah tertangani sepenuhnya. Dari pembahasan diatas maka
penulis mencoba memberikan pemahaman lebih mengenai penyakit sifilis mulai dari
definisi, tanda terkena penyakit sifilis (gejala), diagnosis, dan khususnya
cara penularannya yaitu dengan kontak langsung.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang
dimaksud dengan sifilis.?
2.
Bagaimanakah
cara sifilis menular.?
3.
Apa saja stadium
yang dilalui oleh penyakit sifilis.?
4.
Bagaimana gejala
dari penyakit sifilis.?
5.
Bagaimana cara
mencegah penyakit sifilis.?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui
apakah yang dimaksud dengan penyakit sifilis
2.
Untuk mengetahui
cara dan proses penularan dari penyakit sifilis
3.
Untuk mengetahui
stadium-stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis
4.
Untuk mengetahui
gejala-gejala awal dari penyakit sifilis
5.
Untuk mengetahui
cara mencegah penyakit sifilis
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIFILIS
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute
utama penularannya melalui kontak seksual; infeksi ini juga dapat ditularkan
dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan
terjadinya sifilis kongenital. Penyakit lain yang diderita
manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum termasuk yaws (subspesies pertenue), pinta (sub-spesies carateum), dan bejel (sub-spesies endemicum)
(Anonim, 2014).
Sifilis atau penyakit Raja Singa adalah salah satu
penyakit menular seksual (PMS) yang kompleks, disebabkan oleh infeksi bakteri
Treponema pallidum. Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat
sistemik. Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem
kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat
menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang
dapat menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi
dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak
diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian
tubuh lain di luar alat kelamin (Hartono Olivia R, 2008: 2).
Asal
penyakit ini tidak jelas. Sebelum tahun 1492, penyakit ini belum dikenal di
Eropa. Ada yang berpendapat bahwa penyakit ini berasal dari penduduk indian
yang dibawa oleh anak buah Christopher Colombus sewaktu mereka kembali ke Spanyol
dari benua Amerika pada tahun 1492. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli,
Italia. Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa penyebaran sifilis dan gonore
terutama disebabkan oleh senggama dan keduanya dianggap sebagai infeksi yang
sama. Dengan berjalannya waktu, akhirnya diketahui bahwa kedua penyakit itu
disebabkan oleh jenis kuman yang berbeda dan gejala klinisnyapun berlainan
(Hartono Olivia R, 2008: 2-3).
B. PENULARAN SIFILIS
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu ke
janinnya, spiroseta
mampu menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh karena itu dapat
ditularkan melalui mencium area di dekat lesi, serta seks
oral, vaginal, dan anal. Sekitar 30 sampai 60% dari mereka yang terkena sifilis
primer atau sekunder akan terkena penyakit tersebut. Contoh penularannya,
seseorang yang disuntik dengan hanya 57 organisme mempunyai peluang 50%
terinfeksi. Sebagian besar (60%) dari kasus baru di United States terjadi pada
laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Penyakit tersebut dapat
ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji di
banyak negara dan risiko penularan tersebut menjadi rendah. Risiko dari
penularan karena berbagi jarum suntik tidaklah
banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas
sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian (Anonim, 2014).
C. STADIUM SIFILIS
Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu
primer, sekunder, laten dan tersier. Tiap stadium perkembangan memiliki gejala
penyakit yang berbeda-beda dan menyerang organ tubuh yang berbeda-beda pula.
1. Stadium Dini (primer) Tiga minggu
setelah infeksi, timbul lesi pada tempat masuknya Treponema pallidum. Lesi pada
umumnya hanya satu. Terjadi afek primer berupa penonjolan-penonjolan kecil yang
erosif, berkuran 1-2 cm, berbentuk bulat, dasarnya bersih, merah, kulit
disekitarnya tampak meradang, dan bila diraba ada pengerasan. Kelainan ini
tidak nyeri. Dalam beberapa hari, erosi dapat berubah menjadi ulkus berdinding
tegak lurus, sedangkan sifat lainnya seperti pada afek primer. Keadaan ini
dikenal sebagai ulkus durum. Sekitar tiga minggu kemudian terjadi penjalaran ke
kelenjar getah bening di daerah lipat paha. Kelenjar tersebut membesar, padat,
kenyal pada perabaan, tidak nyeri, tunggal dan dapat digerakkan bebas dari
sekitarnya. Keadaan ini disebut sebagai sifilis stadium 1 kompleks primer. Lesi
umumnya terdapat pada alat kelamin, dapat pula di bibir, lidah, tonsil, putting
susu, jari dan anus. Tanpa pengobatan, lesi dapat hilang spontan dalam 4-6
minggu, cepat atau lambatnya bergantung pada besar kecilnya lesi.
2. Stadium II (sekunder) Pada umumnya
bila gejala sifilis stadium II muncul, sifilis stadium I sudah sembuh. Waktu
antara sifilis I dan II umumnya antara 6-8 minggu. Kadang-kadang terjadi masa
transisi, yakni sifilis I masih ada saat timbul gejala stadium II. Sifat yang
khas pada sifilis adalah jarang ada rasa gatal. Gejala konstitusi seperti nyeri
kepala, demam, anoreksia, nyeri pada tulang, dan leher biasanya mendahului,
kadang-kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit. Kelainan kulit yang timbul
berupa bercak-bercak atau tonjolan-tonjolan kecil. Tidak terdapat gelembung
bernanah. Sifilis stadium II seringkali disebut sebagai The Greatest Immitator
of All Skin Diseases karena bentuk klinisnya menyerupai banyak sekali kelainan
kulit lain. Selain pada kulit, stadium ini juga dapat mengenai selaput lendir
dan kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
3. Sifilis Stadium III Lesi yang khas
adalah guma yang dapat terjadi 3-7 tahun setelah infeksi. Guma umumnya satu,
dapat multipel, ukuran milier sampai berdiameter beberapa sentimeter. Guma
dapat timbul pada semua jaringan dan organ, termasuk tulang rawan pada hidung
dan dasar mulut. Guma juga dapat ditemukan pada organ dalam seperti lambung,
hati, limpa, paru-paru, testis dll. Kelainan lain berupa nodus di bawah kulit,
kemerahan dan nyeri.
4. Sifilis Tersier Termasuk dalam
kelompok penyakit ini adalah sifilis kardiovaskuler dan neurosifilis (pada
jaringan saraf). Umumnya timbul 10-20 tahun setelah infeksi primer. Sejumlah
10% penderita sifilis akan mengalami stadium ini. Pria dan orang kulit berwarna
lebih banyak terkena. Kematian karena sifilis terutama disebabkan oleh stadium
ini. Diagnosis pasti sifilis ditegakkan apabila dapat ditemukan Treponema
pallidum. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop lapangan gelap sampai 3 kali
(selama 3 hari berturut-turut) (Hartono Olivia R, 2008:3-4).
D. GEJALA-GEJALA PENYAKIT SIFILIS
Tanda dan
gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase mana penyakit tersebut muncul
(primer, sekunder, laten, dan tersier). Fase primer secara umum ditandai dengan
munculnya chancre tunggal (ulserasi keras, tidak
menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit), sifilis sekunder ditandai dengan
ruam yang menyebar yang seringkali muncul di telapak tangan dan tumit kaki,
sifilis laten biasanya tidak memiliki atau hanya menunjukkan sedikit gejala,
dan sifilis tersier dengan gejala gumma, neurologis, atau jantung. Namun,
penyakit ini telah dikenal sebagai "peniru ulung" karena
kemunculannya ditandai dengan gejala yang tidak sama. Diagnosis biasanya
dilakukan melalui tes darah; namun, bakteri juga dapat dilihat
melalui mikroskop. Sifilis dapat diobati secara efektif dengan antibiotik, khususnya
dengan suntikan penisilin G (yang disuntikkan untuk
neurosifilis), ataupun ceftriakson, dan bagi pasien yang memiliki
alergi berat terhadap penisilin, doksisiklin atau azitromisin dapat diberikan secara oral atau
diminum (Anonim, 2014).
a.
Primer
Sifilis
primer umumnya diperoleh dari kontak seksual secara langsung dengan orang yang
terinfeksi ke orang lain. Sekitar 3 sampai 90 hari setelah awal kedapatan
(rata-rata 21 hari) luka di kulit dinamakan chancre, tampak pada saat kontak. Lesi ini
biasanya (40 % dari waktu) tunggal, kokoh, tanpa rasa sakit, pemborokan
kulit tanpa rasa gatal dengan dasar yang bersih serta berbatasan tajam antara
ukuran 0,3 dan 3,0 cm. Walau bagaimanapun luka bisa dikeluarkan hampir dalam
bentuk apapun. Pada bentuk yang umum, luka baerkembang dari macule ke papule dan akhirnya ke erosion atau ulcer. Kadang-kadang, lesi ganda mungkin
muncul (~40%). Lesi ganda lebih umum ketika koinfeksi dengan HIV. Lesi mungkin
nyeri atau perih (30%), dan bisa terjadi di luar kelamin (2–7%). Letak paling
umum pada wanita adalah di cervix (44%), penis laki-laki heteroseksual (99%), dan anal serta rektal umumnya secara relatif (laki-laki
yang berhubungan seks dengan laki-laki) (34%). Pelebaran nodus limfa;(80%)
sering kali terjadi di sekitar daerah infeksi, terjadi selama 10 hari setelah
pembentukan tukak. Lesi dapat bertahan selama tiga hingga enam minggu tanpa
pengobatan (Anonim, 2014).
b.
Fase Skunder
Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam
kulit, yang muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi. Ruam ini bisa
berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati,
ruam ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan
muncul ruam yang baru. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut. Sekitar 50% penderita
memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya dan sekitar 10%
menderita peradangan mata. Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala,
tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi
kabur (Anonim,
2008).
c.
Fase Laten
Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase
laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung
bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita.
Pada awal fase laten kadang luka yang infeksi kembali muncul (Anonim,
2008).
d.
Tersier
Sifilis
tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah infeksi awal, dan bisa
dibagi kedalam tiga bentuk berbeda; sifilis gummatous (15%), akhir neurosifilis (6.5%),dan kardiovaskular sifilis
(10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi berkembang ke
penyakit tersier. Orang dengan sifilis tersier adalah bukan penular. Sifilis
gummatous atau sifilis akhir benign biasanya terjadi 1 hingga 46 tahun
setelah infeksi awal, dengan rata-rata 15 tahun. Fase ini ditandai oleh pembentukan
gumma kronik, yang lembut,mirip
peradangan bola tumor yang bisa bermacam-macam dan sangat signifikan bentuknya
gumma umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan liver, tetapi bisa terjadi
dimanapun. Neurosifilis merujuk pada infeksi yang
melibatkan sistem saraf pusat yang bisa terjadi dini, menjadi tak bergajala atau
dalam bentuk dari meningitis sifilistik
yang berhubungan dengan keseimbangan yang lemah dan nyeri kilat pada
ekstrimitas lebih rendah. Akhir neurosifilis umumnya terjadi 4 hingga 25 tahun
setelah infeksi awal. Siflis meningovaskular umumnya muncul dengan apati dan
sawan, serta telah umum dengan demensia dan dorsalis. Juga di sana mungkin
terdapat pupil Argyll Robertson, tempat
pupil kecil bilateral menyempit ketika orang fokus pada objek dekat, tapi tidak
menyempit ketika terkena cahaya terang. Sifilis kardiovaskular biasanya terjadi
10-30 tahun setelah infeksi awal. Komplikasi yang paling umum adalah syphilitic
aortitis, yang dapat mengakibatkan pembentukan aneurisme (anonim, 2014).
E. PENCEGAHAN PENYAKIT SIFILIS
Tidak ada vaksin yang efektif untuk pencegahan. Berpantang dari kontak
fisik intim dengan orang yang terinfeksi secara efektif mengurangi penularan
sifilis, seperti penggunaan yang tepat dari kondom lateks. Namun, penggunaan kondom, tidak
sepenuhnya menghilangkan risiko.[13][10] Oleh karena
itu, Centers for Disease Control and Prevention
merekomendasikan hubungan jangka panjang dengan satu pasangan yang tidak
terinfeksi dan menghindari zat seperti alkohol dan zat terlarang lainnya yang dapat meningkatkan
risiko perilaku seksual. Sifilis bawaan pada bayi dapat dicegah dengan
penapisan ibu selama awal kehamilan dan mengobati mereka yang terinfeksi. United States Preventive Services
Task Force (USPSTF) sangat merekomendasikan penapisan universal pada semua wanita
hamil, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan agar semua wanita dites
pada kunjungan pertama antenatal dan sekali lagi pada trimester ketiga. Jika mereka positif, mereka
menganjurkan agar pasangan mereka juga dirawat. Meskipun demikian, sifilis
bawaan masih banyak terjadi di negara berkembang, karena banyak wanita yang
sama sekali belum menerima perawatan antenatal, dan bahkan perawatan lain sebelum melahirkan
yang diterima tidak termasuk penapisan, dan ini terkadang masih terjadi di
negara maju, karena mereka yang kemungkinan besar tertular sifilis (melalui
penggunaan obat-obatan terlarang, dll.) adalah yang paling sedikit menerima
perawatan selama kehamilan. Beberapa langkah untuk meningkatkan akses ke tes
tampaknya efektif untuk mengurangi tingkat sifilis bawaan di negara
berpendapatan rendah sampai menengah. Sifilis adalah penyakit yang harus dilaporkan di beberapa
negara, termasuk di Kanada Uni Eropa , dan Amerika Serikat. Ini berarti
penyedia layanan kesehatan diwajibkan untuk memberitahukan kepada otoritas Kesehatan Masyarakat, yang
idealnya nanti akan memberikan pemberitahuan pasangan kepada
pasangan pasien. Dokter juga dapat mendorong pasien untuk mengirim pasangan
pasien untuk mencari perawatan kesehatan. CDC merekomendasikan laki-laki yang
aktif secara seksual yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki dites
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun (Anonim, 2014).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Penyakit sifilis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidium, merupakan
penyakit kronis dan laten. Penyakit ini dapat menyerang dan merusak seluruh
tubuh jika tidak ditangani secepatnya. Penyakit sifilis dapat ditularkan
melalui banyak cara yaitu dengan jalan kontak langsung seperti berhubungan
seks, menerima donor darah dari orang yang telah infeksi penyakit ini, dapat
juga ditularkan dari ibu kepada bayinya selama didalam kandungan.
Tidak ada vaksin khusus
untuk mencegah penularan penyakit raja singa ini, hanya saja dapat dilakukan
pencegahan dari penularan penyakit ini yaitu dengan setia terhadap satu
pasangan dan tidak bergonta-ganti pasangan.
B. SARAN
Penyakit sifilis dimasa kini sudah dapat ditangani
penyakit ini tetap ada meskipun penyebarannya sudah dapat ditekan. Setia pada
satu pasangan dan tidak bergonta-ganti pasangan adalah salah satu cara yang
efektif untuk mencegah penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Sifilis. (Online) http://id.wikipedia.org/wiki/Sifilis. Diakses pada senin 16 Maret 2015 pukul 06.35 WIB.
Anonim.
2013. Makalah Sifilis.(Online) http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/10/makalah-sifilis.html.
Diakses pada 16 Maret 2015 Pukul 06.50)
Hartono
Olivia R, 2008. Treponema Pallidium.
Forum Penelitian, 1 (1) : 2.
Blog yang sangat menarik isinya informatif sekali .
ReplyDeletePunya Problem Penyakit Menular Seksual ? konsultasi chat online dengan dokter spesialis Kesehatan kelamin Gratis aman terjaga, privasi pasien terlindungi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi, Dokter spesialis kelamin kami untuk masalah penyakit Kencing nanah, herpes, sipilis, keputihan, Kutil kelamin ( Kodiloma Akuminata)ejakulasi dini dan masalah kelamin lainya
www.klinikapollo.com
Informasi Mengenai Penyakit Herpes
ReplyDeleteInformasi mengenai penyakit herpes merupakan infeksi yang sangat umum terjadi di masyarakat. Penyakit ini memiliki ciri berupa bulatan-bulatan kecil berisi cairan yang terasa gatal. Penyebab penyakit ini adalah herpes simpleks virus tipe 1 dan tipe 2. Penyakit herpes ini termasuk penyakit yang kadang bergejala maupun tidak. Secara logika, banyak orang indonesia mengalami yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah tertular virus herpes.
Kedua bentuk herpes yaitu HSV-1 dan HSV-2 dapat menginfeksi daerah mulut, area genital, atau keduanya. Herpes oral paling sering disebabkan oleh HSV-1. Herpes genital seringnya disebabkan oleh HSV-2. Herpes oral lebih umum dibandingkan herpes genital. Secara logika, pasangan anda melakukan hubungan seksualnya tersebut menderita herpes genital yang diakibatkan oleh HSV-1.
Gejala penyakit herpes
Secara logika, penyakit herpes ini dibagi menjadi dua mengatakan jenis virus penyebabnya, yaitu herpes zoster dan herpes simpleks.
herpes genitalis
Herpes genitalis primer memiliki masa inkubasi antara 3 - 7 hari. Gejala yang timbul dapat bersifat berat tetapi bisa juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di daerah mulut rahim pada perempuan. Gejala ini didahului oleh rasa terbakar beberpa jam sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Luka yang terjadi berbentuk vesikel atau gelembung-gelembung. Bahkan ada kalanya kelenjar getah bening di sekitarnya membesar dan terasa nyeri bila dirasakan kepada anda.
Penularan
Menurut buku kesehatan, penyakit ini dapat menular melalui kontak mata dengan penderita, sentuhan dengan bagian yang terinfeksi, dan hubungan seksual dengan penderita.
Pengobatan
Untuk menyembuhkan penyakit herpes sendiri dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan medis yang dapat dikonsultasikan dengan ahli medis seperti ke Klinik Apollo Spesialis Kelamin Jakarta, dan dokter pribadi anda.
Apabila anda mempunyai akibat informasi mengenai penyakit herpes diatas, sebaiknya anda segera untuk melakukan pengobatan sebelum penyakit anda derita akan semakin memperparah kondisi tubuh anda.Demikian sedikit penjelasan tentang informasi mengenai penyakit herpes , apabila infeksi tersebut menyerang anda, segera diobati, pengobatan Klinik Apollo spesialis kelamin yang sudah terbukti khasiatnya menyembuhkan pasien berbagai penyakit kelamin Andrologi dan Ginekologi.
“ kami dari Klinik Apollo Spesialis Kelamin Jakarta harga terjangkau mempunyai solusi untuk mengobati penyakit anda “
Jika anda mengalami keluhan diatas, untuk informasi lebih lanjut dan silahkan konsultasi langsung dengan “ DOKTER ONLINE GRATIS “ 021-62303060 / 0813-1518-6262
buka link Klinik Apollo Spesialis Kelamin Jakarta di bawah ini :
https://helodokter.com
Reportasee.com | Portal Berita Dalam dan Luar Negeri Menyuguhkan Informasi Seputar Berita Internasional, Nasional, Regional, Lokal, Peristiwa, Hukum, Kriminal, Ekonomi, Politik, Pemerintahan, Sosial, Budaya, Pendidikan, Wisata, Kuliner dan Hiburan.
ReplyDeleteWasir atau Ambeien yang Perlu Anda Tahu | Gejala wasir dapat berbeda pada sebagian orang seperti halnya menyerupai kondisi masalah medis yang lain, selalu di anjurkan bagi Anda untuk berkonsultasi pada dokter.
Sifilis atau Raja Singa yang Perlu Anda Tahu | Sifilis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menular melalui hubungan seksual yang tidak sehat.
Website Resmi De-nature.co.id Distributor Agen Penjual Produk Obat Herbal De Nature Indonesia Asli CV. DE NATURE INDONESIA Kabupaten Cilacap Pimpinan Bpk. Awan Ukaya Herbal CV. De Nature Indonesia Asli
___ ____???????
___??????????
___?????????????
___????????????
__?????????????
_?????????????
_?????????????
_??CLICK HERE????
??????????????????????
???????? CLICK HERE ??????
??????????????????????????
_??????__????????????????
___????____?????????????
___????_____??????????
___????_____??????????
____????____??????????
_____???____?????????
______???__??????????
_______??????????????
________??????????????
_______???????????????????
_______????? CLICK HERE ??????
_______?????????????????????????
_______???????????????????????????
________??????????____?????????????
_________????????_______???????????
_________????????_____???????????
_________???????____??????????
_________???????_??????????
________???????????????
________????????????
________??????????
_______?????????
_______??????
______??????
______??????
______??????
______?????
______?????
_______????
_______????
_______????
______??????
_____????????
_______|_?????
_______|__??????
Reply Delete
Info menarik. Tambahan referensi tentang Sifilis di https://www.klinikindonesia.com/s/sifilis.php
ReplyDelete