BAB I
PENDAHULUAN
A. EKOLOGI
Bumi memiliki banyak sekali
jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat
kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri.
Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada
mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor
kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di
lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati
kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun
tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal
dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang
ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 1970an. Akan tetapi,
ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam
tempat hidupnya atau lingkungannya.
Mempelajari ekologi sangat
penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di
seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada
lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun
seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu
komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti
geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu
membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi
mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan
dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca.
Ahli
ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan:
1. Populasi,
2. Komunitas,
3. Ekosistem
1. Populasi,
2. Komunitas,
3. Ekosistem
Mereka menganalisa struktur,
aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan diantara tingkatan-tingkatan
ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan, mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang
terisolasi seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan
binatang mungkin lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya ekologi
dari Isle Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari secara luas.
Banyak ilmuwan yang memfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah, seperti
bagaimana cara mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang
berpengaruh terhadap mahkluk hidup.
Para ahli ekologi mempelajari hal
berikut :
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk
hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan
faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu
yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antar spesies (interaksi antar spesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Karena sifatnya yang masih sangat luas,
maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:
• Ekologi tingkah laku
• Ekologi komunitas dan sinekologi
• Ekofisiologi
• Ekologi ekosistem
• Ekologi evolusi
• Ekologi global
• Ekologi manusia
• Ekologi populasi
B. POPULASI
Populasi adalah kumpulan individu
sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh populasi dari
komunitas sungai dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi
kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain. Contoh populasi dari
komunitas sawah dapat berupa populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan
lain-lain. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh
interaksi antar populasi adalah sebagai berikut.
1. Alelopati
Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat
yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati
dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan
yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang
rumput.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi
tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai
bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan
berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan.
Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang
rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies
lainnya, iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari
populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan
kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal
biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan
oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan
oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa
banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan ini disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan
beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau
munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu
spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil
menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan
awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima
hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
EKOLOGI POPULASI
Ekologi
populasi merupakan bagian dari ekologi yang memusatkan perhatiannya pada
populasi sebagai obyek dan permasalahannya. Dapat diartikan pula sebagai cabang
ekologi yang menitikberatkan hubungan antara kelompok makhluk, jumlah individu,
dan faktor penentuan besar populasi dan penyebarannya. Ekologi populasi mendalami
pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang
berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun
tidak terkontrol. Teori pendekatan ekologi populasi menjelaskan bahwa
kelangsungan hidup dan keberhasilan populasi ditentukan oleh karakteristik lingkungan
dimana populasi berada.
Prinsip Dasar Ekologi
Populasi
1.
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Dalam definisi tersebut lingkungan dapat dibagi menjadi dua
faktor, yaitu faktor fisik (abiotik) dan faktor biologi (biotik).
2.
Di
dalam suatu ekosistem alami atau pertanian (agroekosistem), beragam jenis
makhluk hidup akan membentuk suatu komunitas yang terdiri atas
populasi-populasi dari jenis yang berbeda. Setiap populasi memiliki berbagai
karakteristik, seperti kepadatan, struktur umur, laju kelahiran, dan laju
kematian.
3.
Di
alam, populasi makhluk hidup tidaklah statis, tetapi selalu dalam keadaan yang
dinamis. Segala perubahan yang terjadi pada jumlah anggota populasi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut dipelajari dalam studi
dinamika populasi.
4.
Ukuran
populasi makhluk hidup tergantung pada individu-individu yang lahir, mati,
datang (imigrasi), dan pergi (emigrasi). Ukuran populasi akan bertambah dengan
adanya kelahiran dan imigrasi, serta berkurang dengan adanya kematian dan
emigrasi.
5.
Jika
laju imigrasi dan emigrasi seimbang, serta laju kelahiran dan kematian tetap
maka pertumbuhan populasi akan bersifat eksponensial. Misalnya suatu
populasi dengan jumlah individu (N), rata-rata pertambahan (dN), terjadi dalam
waktu tertentu (dt), maka pertumbuhannya = dN/dt. Karena di dalam dN/dt
terdapat laju atau kecepatan pertumbuhan yang dimiliki oleh populasi tersebut
dengan kode r = rate, maka dengan mengikat jumlah individu semula adalah N maka
dapat dibuat persamaan dN/dt = r N dan r = (dN/dt)/N. Pertumbuhan eksponensial memperlihatkan
potensi biotik (biotic potential) makhluk hidup dengan sumber daya yang tidak
terbatas dan tidak ada musuh alami. Kurva pertumbuhan populasi logistik akan
berbentuk huruf J.
6.
Ukuran
populasi makhluk hidup di alam dibatasi oleh daya dukung lingkungannya (K),
sehingga populasi makhluk hidup akan menunjukkan suatu pertumbuhan logistik
dengan persamaan dN/dt = rN (1-N/K). Kurva pertumbuhan populasi logistik akan
berbentuk huruf S.
7.
Informasi
mengenai laju reproduksi bersih (Ro), waktu generasi (T), dan laju pertambahan
per kapita (r) sejenis makhluk hidup akan dapat diketahui dengan membuat tabel
kehidupan (life table) nya.
8.
Makhluk
hidup yang memiliki strategi hidup r hidup di habitat sementara, beradaptasi
untuk memperoleh makanan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat, dan ukuran
populasinya berfluktuasi tanpa terkendali. Mereka biasanya berukuran kecil,
selalu berpindah-pindah, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Sebaliknya,
makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran
populasinya mendekati daya dukung habitat. Mereka biasanya berukuran besar,
jarang berpindah-berpindah, dan waktu generasinya panjang.
B. HUBUNGAN
EKOLOGI POPULASI DENGAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi
lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada
Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan
fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok
untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi
sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet
lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies
dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi
faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi
oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya:
Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang
sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di
ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu
sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya
karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Dari
uraian di atas maka ekosistem merupakan bagian dari ekologi populasi. Karena dalam
suatu ekosistem alami, beragam jenis makhluk hidup akan membentuk suatu
komunitas yang terdiri atas populasi-populasi dari jenis yang berbeda. Dimana
ekologi populasi mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara
populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan
yang terkontrol ataupun tidak terkontrol.
C. CONTOH
EKOLOGI POPULASI
Contoh ekologi populasi yaitu populasi ikan dan
populasi sumpil dari ekosistem sungai. Dikatakan populasi ikan dan populasi
sumpil karena kedua jenis makhluk hidup tersebut sudah memenuhi syarat sebagai
populasi, yaitu terdiri atas sekelompok individu-individu organisme sejenis
(dalam hal ini adalah ikan dan sumpil), dalam jenisnya masing-masing mempunyai
kesamaan genetis dan berada sebagai penghuni dalam tempat (dalam hal ini
sungai) dan waktu yang sama. Untuk mempelajari populasi tersebut dapat
menggunakan metode survey dan observasi atau bila memungkinkan dapat dilengkapi
dengan eksperimen untuk lebih meyakinkan. Seandainya melakukan observasi satu
kali, untuk mengumpulkan data tentang populasi yang akan dipelajari di tempat
hidupnya (dalam hal ini sungai) yakni populasi sumpil, data yang akan diperoleh
selain luas tempat hidupnya antara lain :
1.
Jumlah sumpil secara
keseluruhan
2.
Jumlah populasi sumpil pada masing-masing ukuran sumpil (kecil, sedang, besar)
3.
Struktur populasi
4.
Interaksi yang terjadi antar
makhluk hidup (antar sumpil)
Dari data-data di atas, data yang digunakan sebagai
acuan untuk menggambarkan besar/kecilnya atau ukuran populasi adalah jumlah populasi
sumpil dan luas tempat hidupnya. Dengan mengetahui dua data tersebut, kita akan
memperoleh gambaran ukuran populasi dengan membagi jumlah populasi sumpil
dengan luas tempat keberadaannya yang dinyatakan sebagai densitas
(kerapatan/kepadatan). Kerapatan populasi merupakan ukuran populasi dalam
hubungannya dengan satuan ruang. Kerapatan kotor merupakan banyaknya individu
atau biomasa yang terdapat dalam satuan ruangan keseluruhan. Kerapatan ekologis
berarti banyaknya individu atau biomasa per satuan habitat atau banyaknya
individu menempati per satuan atau volume yang tersedia.
Selain kepadatan populasi, kita juga perlu mencari
gambaran peluang semakin besar/kecilnya di waktu mendatang. Data yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk menggambarkan peluang semakin besar atau kecil
suatu populasi di waktu-waktu mendatang adalah keempat data yang kita peroleh
yakni, data jumlah populasi, data jumlah populasi pada masing-masing umur
sumpil dilihat dari ukurannya, struktur populasi yang nantinya akan terkait
dengan interaksi yang terjadi antar makhluk hidup (antar sumpil). Dengan mengetahui
data jumlah populasi sumpil pada masing-masing ukuran sumpil (kecil, sedang,
besar) kita dapat memperkirakan jumlah sumpil yang masih dapat hidup
dalam beberapa selang waktu kedepan yakni, populasi yang masih berukuran kecil
atau dapat dikatakan masih muda. Selain data tersebut, dengan menggunakan data
struktur populasi yang nantinya akan terkait dengan interaksi yang terjadi
antar makhluk hidup (antar sumpil) dan jumlahnya, kita juga dapat memperkirakan
akan semakin besar atau kecil ukuran populasinya. Struktur populasi
menggambarkan kondisi ikatan antar individu anggota populasi di alam
kehidupannya dalam wujud : distribusi, pengelompokkan, dan lain-lain. Dengan
mengetahui struktur populasi, kita akan mengetahui interaksi yang terjadi antar
individu tersebut.
Kita semua tahu bahwa organisme yang sejenis,
cenderung memilik pola interaksi kompetisi, yakni pola interaksi dimana
individu-individu yang sejenis tersebut memperebutkan suatu sumber daya yang
sama, makanan misalnya. Semakin banyak jumlah populasi sumpil dalam suatu
wilayah, maka, tingkat kompetisi antar individu akan semakin tinggi, dan
kelangsungan hidup individu tersebut mau tidak mau juga akan terancam. Selain
berebut sumber daya (makanan ataupun tempat hidup) yang ketersediaannya
terbatas, masing-masing individu juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
untuk mencari dan memperoleh sumber daya.
Seandainya melakukan observasi berkali-kali dengan
selang waktu yang teratur, terhadap populasi yang akan dipelajari di tempat
hidupnya (dalam hal ini sungai) yakni populasi sumpil, data yang akan diperoleh
antara lain :
a.
Jumlah populasi sumpil yang dihitung secara berkala
dalam selang waktu tertentu
b.
Jumlah populasi sumpil pada masing-masing ukuran sumpil (kecil, sedang, besar) yang juga dihitung secara berkala dalam selang
waktu tertentu
c.
Densitas yang juga dihitung secara berkala dalam
selang waktu tertentu
d.
Tingkat dan grafik natalitas serta mortalitas
e.
Laju pertumbuhan sumpil
f.
Grafik pertumbuhan sumpil
Dari data-data tersebut, data yang dapat memberi
gambaran akan memperkecil populasi antara lain tingkat dan grafik mortalitas.
Mortalitas menggambarkan banyaknya individu anggota populasi yang mati). Sedang
data yang dapat memberi gambaran akan memperbesar populasi antara lain tingkat
dan grafik natalitas. Natalitas merupakan jumlah individu baru sebagai hasil
reproduksi (tingkat kelahiran).
Dari data-data tersebut, data yang dapat memberi
gambaran adanya gejala pertumbuhan populasi adalah data laju pertumbuhan
populasi dan grafik pertumbuhan populasi yang didapat dari keempat data yang
diperoleh sebelumnya, yakni jumlah populasi seluruhnya dan jumlah populasi pada
masing-masing ukuran sumpil, tingkat natalitas serta mortalitas populasi
sumpil. Data-data tersebut memberikan gambaran akan adanya gejala pertumbuhan
populasi adalah karena populasi yang sedang tumbuh dicirikan dengan
bertambahnya individu penyusun populasi. Natalitas, mortalitas, dan distribusi
umur merupakan faktor internal populasi yang menentukan pertumbuhan populasi
tersebut. Laju populasi menjelaskan besarnya kecepatan pertambahan jumlah
individu anggota populasi. Tingkat kelajuan diperoleh dengan membagi perubahan
jumlah individu dengan periode waktu berlangsungnya perubahan. Terminologi laju
menunjukkan kecepatan perubahan populasi pada waktu tertentu (r). Misalnya
suatu populasi dengan jumlah individu (N), rata-rata pertambahan (dN), terjadi
dalam waktu tertentu (dt), maka pertumbuhannya = dN/dt. Karena di dalam dN/dt
terdapat laju atau kecepatan pertumbuhan yang dimiliki oleh populasi tersebut
dengan kode r = rate, maka dengan mengikat jumlah individu semula adalah N maka
dapat dibuat persamaan dN/dt = r N dan r = (dN/dt)/N. Laju pertumbuhan populasi
pada kondisi lingkungan yang ideal tergantung pada komposisi atau distribusi
umur dan laju pertumbuhan spesifik atau yang terkait dengan reproduksi.
Observasi untuk studi ekologi populasi tentu akan
lengkap dengan mengumpulkan data lingkungannya. Adapun yang merupakan
lingkungan makhluk hidup (sumpil) tersebut terdiri
dari komponen biotik dan abiotik. Kelangsungan hidup suatu populasi takkan
pernah terlepas dari kedua komponen tersebut yakni komponen biotik yang hidup
bersamaan di wilayah tempat tinggal sumpil dan komponen abiotik tempat
tinggalnya. Data-data tentang komponen biotik dan abiotik yang dapat diperoleh
antara lain :
a.
Komponen Biotik
Komponen-komponen
biotik adalah komponen-komponen yang terdiri dari makhluk hidup. Data
komponen-komponen biotik yang mungkin diperoleh meliputi:
1.
Jenis dan jumlah populasi lain yang hidup pada wilayah
yang sama
2.
Interaksi yang terjadi antara sumpil dan populasi lain
yang hidup pada wilayah tersebut
b.
Komponen-komponen Abiotik
Komponen-komponen
abiotik adalah komponen-komponen tak hidup yang meliputi komponen fisik dan
kimia. Data komponen-komponen abiotik yang memungkinkan akan diperoleh pada
tempat hidup populasi sumpil tersebut meliputi :
1.
Suhu (oC)
2.
Kecepatan arus (m/s)
3.
Kedalaman (m)
4.
Intensitas cahaya
5.
Substrat dasar sungai
6.
Derajat keasaman (pH)
Dari sekian banyak data yang ada di atas data yang
merupakan pendukung maupun penghambat kehidupan populasi antara lain :
a.
Interaksi yang terjadi antara sumpil dan populasi lain
yang hidup pada wilayah tersebut. Contoh dari hal ini adalah adanya populasi
bebek dalam ekosistem yang akan memakan populasi sumpil, sehinga mengakibatkan
popilasi sumpil berkurang. Interaksi ini juga dapat dipengaruhi oleh manusia,
yang mana manusia tersebut terkadang mengotori ekosistem dari populasi sumpil,
sehingga ekosistem tercemar dan mengakibatkan berkurangnya populasi.
b.
Sustrat Dasar Sungai
Sumpil lebih
menyukai substrat dasar berupa pasir dan tanah lembut. Sehingga sumpil biasanya
mendominasi bagian ekosistem sungai yang mempunyai substrat dasar pasir.
c.
Kecepatan Arus
Bagian sungai
yang mempunyai kecepatan arus kecil akan lebih banyak terdapat populasi sumpil
diabandingkan dengan bagian sungai yang mempunyai kecepatan arus yang deras.
Sehingga populasi sumpil lebih mendominasi bagian tepi sungai daripada bagian
tengah sungai yang mempunyai kecepatan arus yang deras.
BAB III
KESIMPULAN
Ekologi
populasi merupakan bagian dari ekologi yang memusatkan perhatiannya pada
populasi sebagai obyek dan permasalahannya. Ekologi populasi terdiri atas
komponen biotik dan abiotik, dimana antar komponen tersebut memiliki
ketergantungan dan saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Ekosistem merupakan
bagian dari ekologi populasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
- cite_note-f-2
No comments:
Post a Comment