BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beberapa kegiatan percobaan,
sering didapati bahwa unit-unit percobaan tertentu bila diberikan perlakuan
sama sering memberi respon yang berbeda. Percobaan yang dimaksud disini adalah
penyelidikan yang direncanakan untuk memperoleh fakta yang baru atau mendukung
maupun menyangkal hasil percobaan yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Misalkan
pada pengamatan yang dilakukan pada suatu hari tertentu atau pengamatan yang
menggunakan alat tertentu akan lebih homogen apabila dibandingkan dengan
pengamatan yang dilakukan pada hari yang berbeda atau alat yang berbeda. Untuk
itu rancangan dapat disusun sedemikian sehingga bagian keragaman yang bersumber
pada dari yang dikenali itu dapat diukur dan dikeluarkan dari galat. Model rancangan
yang didalamnya ada pengelompokan seperti inilah yang kemudian akan dibahas
dalam bahasan berikut ini, rancangan yang dimaksud adalah rancangan acak
kelompok.
Rancangan Acak Kelompok atau randomized block design merupakan salah satu
model rancangan dalam rancangan percobaan. Rancangan acak kelompok ini
digunakan bila unit percobaan tidak homogen, dimana ketidak homogen ini diduga
mengarah pada satu arah. Rancangan ini disebut rancangan acak kelompok, karena pengacakan perlakuan
dilakukan pada setiap kelompok. Rancangan ini
dapat digunakan untuk melakukan percobaan di lapangan atau di
laboratorium atau di rumah kaca.
Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai rancangan acak
kelompok untuk memberikan penjelasan terkait dengan gambaran umum rancangan
acak kelompok.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Rancangan Acak
kelompok ?
2.
Apa saja ciri-ciri dari Rancangan Acak
Kelompok ?
3.
Apa kekurangan dan kelebihan Rancangan Acak Kelompok ?
4. Bagaimana
cara pengacakan pada rancangan Acak Kelompok ?
5. Apa
saja sumber ragam dari Rancangan Acak Kelompok ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mendeskripsikan secara umum mengenai rancangan acak kelompok
2.
Untuk
mendeskripsikan ciri-ciri rancangan acak kelompok
3.
Untuk menganalisis
kekurangan dan kekurangan rancangan acak kelompok
4.
Untuk mengetahui
cara pengacakan perlakuan pada kelompok di
rancangan acak kelompok
5.
Mengetahui sumber
ragam dari rancangan acak kelompok
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Rancangan Acak Kelompok
Rancangan acak kelompok
(RAK) adalah suatu rancangan dasar yang menggunakan pengawasan setempat dengan pembatasan pengacakan. Pada
RAK, materi percobaan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan homogenitas
materi percobaan, dan masing-masing kelompok merupakan ulangan. Diusahakan
selama percobaan berlangsung ragam dalam kelompok tetap kecil, berarti teknik
yang diterapkan selama percobaan diusahakan seragam untuk unit percobaan dalam
masing-masing kelompok (Sugiarto, 1994 : 65).
Rancangan acak kelompok
merupakan salah satu bentuk rancangan yang banyak digunakan dalam berbagai
percobaan ilmu-ilmu pertanian, perindustrian dan lain-lain. Rancangan ini
dicirikan dengan jumlah kelompok dalam jumlah yang sama dimana setiap kelompok
diberikan perlakuan. Melalui pengelompokan-pengelompokan, diharapkan galat
perlakuan dapat dikurangi. Jika pada rancangan acak lengkap satuan percobaan
yang digunakan harus homogen maka pada RAK itu tidak perlu homogen dan
ketidakhomogenan tersebut akan dikelompok-kelompokkan lagi menjadi
satuan-satuan yang mendekati homogenitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tujuan pengelompokan adalah untuk menjadikan keragaman dalam kelompok menjadi
sekecil mungkin dan keragaman antar kelompok sebesar mungkin (Pratisto, 2004).
B.
Ciri-Ciri Rancangan Acak Kelompok
1.
Satuan percobaan heterogen
2.
Keragaman respons disebabkan pengaruh
perlakuan dan kelompok
3.
Pengaruh dari keragaman lain yang kita
ketahui, diluar perlakuan yang kita coba, dihilangkan dari galat percobaan
dengan cara pengelompokkan satu arah
C.
Pengacakan dan Tata Letak
Menurut Sugiarto (1994), Penempatan
perlakuan pada unit percobaan diacak pada setiap kelompok. Contoh : suatu percobaan
dilakukan dengan menggunakan RAK adengan 6 perlakuan dan 4 ulangan.
Pertama-tama materi percobaan dibagi menjadi 4 kelompok. Materi yang relatif
homogen dijadikan satu kelompok agar ragam dalam kelompok tetap kecil. Setiap
kelompok dibagi menjadi 6 unit percobaan, berarti seluruhnya ada 24 unit
percobaan. Pertama-tama pengacakan dilakukan pada kelompok pertama, lalu
diulang pada kelompok yang lain. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan tabel
acak, seperti pada RAL, tetapi disini dilakukan berulangan bukan sekaligus,
berarti ada pembatasan dalam pengacakan, perhatikan gambar :
Langkah-langkah pengacakan perlakuan pada kelompok
sebagai berikut:
1.
Dari table bilangan acak, tentukan
gugus-gugus bilangan yang digunakan untuk pengacakan. Misalnya gugus-gugus
bilangan terpilih:
untuk kelompok I : 939392 262816 879149
untuk kelompok II : 361186 419360 761282
untuk kelompok III : 448618 201659 516584
untuk kelompok IV : 677671 877140 529577
2.
Gugus-gugus bilangan terpilih
dikelompokkan lagi kedalam gugus-gugus bilangan dengan anggota tiga digit,
kemudian dibuat ranking
untuk KI 939 392 262 816 879 149
R 6 3 2 4 5 1
untuk KII 361 186 419 360 761 282
R 4 1 5 3 6 2
untuk KIII 448 618 201 659 516 584
R 2 5 1 6 3 4
untuk KIV 677 671 877 140 529 577
R 5 4 6 1 2 3
3. Jika
sebelum diacak perlakuan dalam kelompok diberi nomor urut 1,2,3,4,5, adan 6,
setelah pengacakan diperoleh susunan perlakuan dalam kelompok.
Dalam kelompok I F,
C, B, D, E, A
Dalam kelompok II D, A, E, C, F, B
Dalam kelompok III B, E, A, F, C, D
Dalam kelompok IV E, D, F, A, B, C
Jika penempatan
perlakuan kedalam setiap kelompok dilakukan sebagiamana yang tercantum pada
poin 3, jelas terlihat bahwa jumlah satuan percobaan dalam setiap kelompok sama
dengan jumlah perlakuan yang akan diteliti. Demikian juga, pemunculan setiap
perlakuan dalam setiap kelompok hanya satu kali. Hal ini menunjukan bahwa
smemua perlakuan dalam satu kelompok dibandingkan secara jujur. (Tapehe, 2015)
D.
Keuntungan dan Kerugian
1.
Keuntungan
Menurut sugiarto 1994
terdapat beberapa keuntungan rancangan acak kelompok yaitu :
a.
Untuk banyak tipe
percobaan, dengan pengelompokan akan diperoleh hasil yang lebih tepat daripada
RAL, karena dengan mengeluarkan jumlah kuadrat kelompok dari jumlah kuadrat
galat akan menyebabkan kuadrat tengah galat lebih kecil.
b.
Jumlah perlakuan
dan ulangan tidak dibatasi
c.
Analisis data
relatif lebih mudah. Apabila data untuk perlakuan tertentu hilangm telah tersedia
cara menghitung nilai dugaan untuk data tersebut. Ragam galat untuk
perbandingan perlakuan tertentu dapat di isolasi, terutama bila ragam antar
perlakuan tidak homogen. Bila ada perlakuan tertentu yang datanya tidak dapat
digunakan, perlakuan tersebut dapat dihilangkan tanpa mempersulit analisisnya.
Menurut
tapehe (2015), keuntungan dari RAK adalah :
a.
Analisis statistiknya masih bersifat
sederhana, sama seperti pada rancangan acak lengkap.
b.
Jika tujuan pengelompokan terpenuhi,
rancangan acak kelompok memberikan presisi dan efisiensi yang lebih tinggi
dibanding rancangan acak lengkap
c.
Jika ada satu atau dua data yang hilang,
analisis statistic masih dapat dilanjutkan dengan teknik data hilang. (Tapehe,
2015)
2.
Kerugian
Rancangan
acak kelompok juga memiliki kelemahan yaitu bila perlakuannya banyak maka luas
kelompok percobaannya juga bertambah besar, sehingga ragam dalam kelompok
menjadi besar, ragam galat menjadi besar dan uji F menjadi kurang peka
(sugiarto, 1994). Jika tujuan pengelompokan tidak terpenuhi,
presisi dan efisiensi penggunaan rancangan acak kelompok lebih rendah dari
rancangan acak lengkap karena berkurangnya derajat bebas untuk galat percobaan
(Tapehe, 2015)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Rancangan
acak kelompok adalah suatu rancangan dasar yang menggunakan pengawasan setempat dengan pembatasan pengacakan.
2. Kelebihan
dari Rancangan Acak kelompok yaitu banyak tipe percobaan sehingga diperoleh
hasil yang lebih tepat, jumlah perlakuan dan ulangan tidak dibatasi dan analisis
data sederhana sehingga relatif lebih mudah.
3. Kelemahan
dari Rancangan acak kelompok yaitu bila
perlakuannya banyak maka luas kelompok percobaannya juga bertambah besar,
sehingga ragam dalam kelompok menjadi besar, ragam galat menjadi besar dan uji
F menjadi kurang peka.
4. Sumber
ragam dari Rancangan Acak kelompok ada tiga komponen yaitu ulangan, perlakuan
dan galat.
B.
Saran
Kelemahan dari rancangan
acak kelompok dapat diatasi dengan memperhatikan jumlah kelompok dan percobaan
yang akan dilakukan oleh peneliti. Jika dirasa terlalu banyak maka lebih baik
tidak menggunakan rancangan acak kelompok dan menggunakan metode lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pratisto Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan
Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sugiarto Sugandi E. 1994.
Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta
: Andi Offset Yogyakarta.
Tapehe, Yusuf. 2015.Statistika dan
Rancangan Percobaan. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment