BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam tidak pernah tetap,
tetapi selalu berubah. Perubahan yang terjadi selalu direspon oleh komponen
sistem lainnya sehingga alam kembali dalam kesetimbangan baru. Namun demikian sejak meningkatnya aktifitas
manusia dalam mengelola lingkungan dengan munculnya revolusi industri, beban
yang diterima alam terutama dari bahan buangan industri dan efek ikutannya
telah membawa dampak yang cukup besar bagi kehidupan di bumi. Berbagai
aktifitas manusia di bidang industri maupun akibat penambahan populasi telah
menambah beban berat bumi. Alih fungsi lahan hutan untuk berbagai peruntukan,
pembuangan sampah menjadi polutan dan pembuangan gas buang telah mengakibatkan kenaikan
suhu rata-rata bumi. Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang tinggi yang
disebut dengan global warming.
Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu
bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas
lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer
semakin banyak mengandung gas-gas rumah kaca ini, atmosfer semakin menjadi
insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke
bumi (Yasuhiro, 2007).
Global warming sudah
sejak lama terjadi karena peningkatan lapisan gas yang menyelimuti bumi dan
berfungsi sebagai lapisan seperti rumah kaca. Gas rumah kaca terdiri atas CO2
(55%), sisanya berupa NOx, SO2, O3, CH4
dan uap air. Lapisan tersebut menyebabkan terpantulnya kembali sinar panas
infra merah A yang datang bersama sinar matahari, sehingga panas bumi mencapai
130C. Semakin besar gas rumah kaca, akan semakin meningkatkan suhu
bumi. CO2 di atmosfer saat ini mencapai 300 ppm dan diperkirakan
akan meningkat menjadi 600 ppm pada 2060 akibat berbagai aktifitas alamiah dan
diperparah dengan aktifitas manusia (Yasuhiro, 2007).
Berbagai kajian ilmiah
memperlihatkan bahwa pemanasan global telah memicu perubahan iklim global. Perubahan iklim adalah suatu proses yang
panjang dan megandung kompleksitas yang tinggi sehingga sangat sulit diprediksi
dengan tepat. Dampak perubahan iklim telah mulai dirasakan, seperti kenaikan
temperature permukaan bumi, kenaikan muka air laut dan memicu peningkatan
frekuensi kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang berdampak kepada peningkatan
kejadian berbagai bencana hidrometeorologis (banjir, kekeringan, badai, dan
sebagainya). Untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat perubahan iklim diperlukan berbagai upaya adaptasi yang perlu
dirumuskan secara seksama.